Kamis 04 Nov 2021 12:53 WIB

Masjid Ramah Lingkungan, Cara Muslim Lindungi Bumi

Masjid di era awal Islam semuanya dapat dianggap sebagai masjid ramah lingkungan.

Sejumlah pekerja memasang panel listrik tenaga surya di atap Masjid Istiqlal di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Foto:

Seperti halnya Maroko, Yordania berharap dapat menggunakan iklim cerahnya untuk membantu mengarahkan ke energi terbarukan. Masjid Abu Ghuweileh di lingkungan Tla al-Ali di barat laut Amman, Yordania, adalah salah satu yang pertama menggunakan panel surya pada 2018. Setahun kemudian sekitar 500 masjid menggunakan tenaga surya.

Tujuannya adalah untuk memastikan sebagian besar masjid dan gereja di negara itu bergerak menuju metode konsumsi energi yang lebih berkelanjutan. Hal itu juga merupakan bagian dari inisiatif yang lebih luas untuk menjadi netral karbon pada 2050.

Selain menggunakan energi matahari, upaya untuk lebih ramah lingkungan juga bisa diwujudkan melalui penanaman pohon atau tanaman. Pohon, tanaman, dan tanaman hijau membawa simbolisme penting dalam tradisi Islam, yang banyak ditampilkan dalam deskripsi surga.

Dalam Alquran, surga digambarkan sebagai taman yang sungai-sungainya mengalir dan buah-buahnya akan abadi. Sepanjang sejarah Islam, berbagai raja dan penguasa telah berusaha untuk mempercantik istana mereka dengan taman dan masjid juga telah berusaha untuk memasukkan tanaman hijau ke dalam lingkungan sekitar mereka.

Di Turki, misalnya, pohon-pohon berlimpah di halaman masjid, terutama pohon cinar, yang ditanam untuk menambah ketenangan saat beribadah. Di Inggris, terdapat Masjid Cambridge yang merancang tamannya dengan cermat untuk mencerminkan penghormatan Islam terhadap semua makhluk hidup.

Masjid Cambridge adalah masjid ramah lingkungan pertama yang dibangun khusus di Eropa, dan telah memenangkan penghargaan untuk arsitektur yang luar biasa. Desainnya dimaksudkan untuk menghubungkan umat dengan alam, karena balok kayu yang membentuk struktur masjid menyebar ke halaman depan di mana pohon apel kepiting berjajar di jalan.

Atap masjidnya ditanami sedum, tanaman tahunan berbunga, yang meningkatkan keanekaragaman hayati dan meningkatkan penyekatan. Masjid ini juga memiliki panel fotovoltaik di atapnya, yang bekerja untuk menghasilkan sepertiga dari kebutuhan energinya.

Masjid pertama di Eropa yang dirancang dengan fokus khusus pada keberlanjutan ini, memiliki daftar menakjubkan dari tampilan ramah lingkungan yang mengesankan. Panas bawah tanah memompa suhu sedang di dalam masjid, sehingga suhu internal selalu diatur. Lampu LED hemat energi digunakan di malam hari dan bekerja menggunakan sensor gerak, sehingga tidak pernah menghabiskan energi secara sia-sia. Sedangkan parkir mobil bawah tanah dilengkapi dengan titik pengisian untuk kendaraan listrik dan ada rak sepeda besar untuk hingga 300 sepeda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement