Sabtu 06 Nov 2021 06:33 WIB

80% Maladewa Tidak Dapat Dihuni Pada 2050'

Kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim global menimbulkan 'ancaman eksistensi

Kepulauan Maladewa (ilustrasi).
Foto: Anadolu Agency
Kepulauan Maladewa (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, ANKARA -- Sekitar 80 persen Kepulauan Maladewa  tidak dapat  lagi dihuni pada tahun 2050 jika tingkat pemanasan global saat ini terus berlanjut, menurut para ilmuwan dan presiden negara kepulauan itu.

Mengutip badan antariksa AS NASA dan Survei Geologi AS, jaringan media AS ABC melaporkan bahwa kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim global merupakan "ancaman eksistensial" bagi kepulauan itu.

Berbicara pada Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) yang sedang berlangsung awal pekan ini, Presiden Maladewa Ibrahim Mohamed Solih mengatakan: “Jika kita tidak membalikkan tren ini, Maladewa akan lenyap pada akhir abad ini,'' katanya seperti dikutip Anadolu Agency.

Mengutip mantan Presiden negara itu Mohammed Nasheed, yang menjadi orang bersuara lantang tentang perubahan iklim, ABC News melaporkan bahwa lebih dari 90 persen pulau di Maladewa menderita erosi parah, dan 97 persen kawaan negara itu tidak lagi memiliki air tanah segar.

Juga mengutip Aminath Shauna, menteri lingkungan, perubahan iklim, dan teknologi Maladewa, ABC melaporkan: "Hal-hal yang kami pikir akan terjadi menjelang akhir abad ini, kami alami sekarang."

Lebih dari 50 persen anggaran Maladewa dihabiskan untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, namun Shauna mengatakan kondisi ini akan membuat orang Maladewa bermigrasi.

 

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement