IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Sebanyak 187 rumah di Kabupaten Aceh Tenggara dilaporkan terendam banjir sejak Sabtu (6/11) pukul 00.03 WIB. Banjir terjadi karena tingginya intensitas hujan sehingga membuat Sungai Kali Air meluap.
"Tinggi muka air saat kejadian berkisar antara 10 sampai 50 sentimeter. BPBD setempat melaporkan tidak ada warga mengungsi akibat kejadian tersebut," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam siaran persnya, Ahad (7/11).
Abdul menerangkan, 187 rumah yang terendam banjir itu tersebar di delapan desa di empat kecamatan. Mulai di Desa Salim Pinim dan Desa Jambur Damar di Kecamatan Tanoh Alas; lalu Desa Titimas, Desa Titi Harapan, Desa Alas Meshikat, dan Desa Tuhi Jongkat di Kecamatan Babul Rahmah.
Selanjutnya di Desa Lawe Kinga, Kecamatan Lawe Bulan; hingga Desa Lawe Pasaran Terutung Medara di Kecamatan Lawe Sumur.
Abdul menyebut, BPBD setempat telah menyalurkan bantuan logistik ke kediaman warga terdampak. Adapun ketinggian banjir sudah perlahan surut.
Dia menerangkan, meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan terjadi karena fenomena La Nina. Peningkatannya diperkirakan 20 - 70 persen dibanding biasanya. Peningkatan ini lah yang memicu bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
Dalam satu pekan terakhir, kata dia, sudah berulang kali bencana hidrometeorologi terjadi di Provinsi Akan. Di antaranya adalah angin kencang di Kabupaten Aceh Barat; banjir bandang di Kabupaten Pidie; serta banjir di Kabuaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Singkil, dan Kabupaten Aceh Tenggara.
Sedangkan berdasarkan analisis inaRISK, lanjut Abdul, Provinsi Aceh memiliki potensi bahaya banjir sedang hingga tinggi dengan 23 kabupaten masuk dalam kategori tersebut. "Kabupaten Aceh Tenggara memiliki potensi bahaya banjir yang sama dengan jumlah kecamatan dalam kategori tersebut sebanyak 15 kecamatan," ujarnya.
Abdul pun meminta pemerintah daerah, khususnya BPBD, dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan menghadapi potensi dampak La Nina. Kesiapsiagaan dapat dilakukan dengan memonitor peringatan dini cuaca dari BMKG secara mandiri, menetapkan jalur evakuasi, menetapkan rambu daerah rawan bencana, dan sering melakukan simulasi evakuasi.