IHRAM.CO.ID, REPUBLIKA -- Arab Saudi memiliki catatan panjang mengatasi pandemi. Salah satunya pada 1821 ketika semenanjung Arab terjangkit wabah kolera terus menerus. Berdasarkan catatan sejarah, Saudi harus menghadapi 15 kali terjangkit wabah tersebut.
"Sepuluh tahun kemudian, kolera menimbulkan wabah di Hijaz, tempatnya musim haji tahun 1831," kata Subordinator Pembimbingan dan Penyuluhan Pusat Kesehatan Haji Muhammad Imran Saleh Hamdani, kepada Republika, belum lama ini.
M Imran mengatakan, kisah wabah menjangkit semenanjung Arab Saudi telah dituliskan dalam sebuah buka yang berjudul "Ibadah Haji di Tengah Pandemi Covid-19 Penyelenggaraan Berbasis Resiko".
Imran menuturkan, Hijaz sebutan Jazirah Arab di masa itu merupakan wilayah yang terletak di tepi barat laut merah, di mana Makkah Madinah, Jeddah dan Yanbu termasuk di dalamnya. Wabah kolera masuk ke Makkah diduga terbawa oleh jamaah haji yang datang dari negara yang sedang terjangkit wabah kolera saat itu.
"Wabah dibawa jamaah haji yang berasal dari Yaman dan tiba di Jeddah melalui jalur laut," katanya.
Sementara wabah kolera yang terjadi pada periode haji tahun 1846 berasal dari jamaah haji yang datang dari arah selatan Yaman. Selain itu juga diduga berasal dari jemaah yang datang dari Utara, yaitu jamaah dari Irak menggunakan caravan melalui jalur darat.
Imran mengatakan, adanya wabah kolera di Makkah juga sesuai dengan apa yang ditulis oleh Wasfy Omar dalam jurnalnya yang berjudul "Pilgrimage: Its Epidemiological Significance and Control"
Dalam catatannya ini kata Imran, Umar mengatakan bahwa pandemi besar dengan gejala kolera, terjadi di Makkah pertama kali tahun 1831. Selama tahun 1831-1865 telah terjadi delapan kali wabah kolera di Jazirah Arab.
"Seolah tidak akan pernah surut, wabah kolera kembali mencuat selama periode 1866-1912 hingga lima belas kali kejadiannya," katanya.
Wabah kolera di Makkah pada 1865 merupakan yang terparah dan mengakibatkan 15 ribu jamaah wafat dari total 90 ribu jamaah haji pada tahun itu.