IHRAM.CO.ID, CHICAGO – Perundungan atau bullying yang menargetkan siswa Muslim di pinggiran kota telah mendorong organisasi advokasi dan hak sipil Muslim untuk meluncurkan inisiatif anti-bullying. Di antara kasus yang terjadi menimpa siswa kelas dua SMA Lisle Zoya Shaik.
Pada pertemuan dewan sekolah bulan lalu, dia mengeluhkan anggota staf sekolah tak dikenal membuat pernyataan yang menyinggung dan tidak senonoh tentang Muslim selama 25 menit. Kini pejabat Lisle Unit District 202 sedang menyelidiki klaim tersebut.
Shaik dan dua siswa lainnya bergabung dengan Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang Chicago untuk peluncuran Healsters.org, proyek yang membantu siswa Muslim untuk membela diri mereka dan mendapatkan bantuan.
“Semua siswa berhak atas keamanan dan penerimaan,” kata Shaik pada konferensi pers.
Shaik adalah satu-satunya siswa Muslim berhijab di sekolahnya. Dia menyerukan pelatihan kepekaan budaya untuk karyawan distrik, adopsi program intervensi pengamat dan kampanye anti-intimidasi di seluruh distrik.
Direktur Eksekutif CAIR Chicago Ahmed Rehab mengatakan CAIR telah menerima sejumlah laporan tentang intimidasi, pelecehan dan diskriminasi terhadap siswa Muslim di distrik sekolah pinggiran kota, termasuk satu kasus yang menewaskan satu orang siswa.
“Bullying adalah pandemi lain yang tidak hanya memengaruhi siswa Muslim dan itu perlu ditangani. Keamanan, martabat, dan rasa hormat adalah hak asasi manusia,” kata Rehab.
Di wilayah lain, seperti Buffalo Grove, Chicago, penduduk dapat melaporkan kejahatan kebencian dalam bahasa Cina, Jepang, dan Korea. Departemen Kepolisian Buffalo Grove telah merilis tiga buku baru berjudul Cara Melaporkan Kejahatan Kebencian yang diterjemahkan ke dalam tiga bahasa itu.
Pendanaan untuk buku-buku tersebut disediakan oleh Bendahara Lake County Holly Kim, seorang anggota Kaukus Asia Amerika Illinois,dan Polisi Buffalo Grove.
“Kami telah melihat peningkatan kejahatan kebencian anti-Asia. Penting bagi kami untuk memastikan masyarakat tahu bagaimana merespons dan melaporkan insiden ini,” kata Kim.
Buku-buku tersebut juga tersedia dalam bahasa Albania, Inggris, Spanyol, Tagalog, Thailand, dan Vietnam. Mereka mendefinisikan kejahatan kebencian, menjelaskan pentingnya melaporkannya, merekomendasikan cara untuk menghindarinya, dan menyediakan sumber daya di wilayah Cook dan Lake serta lembaga di seluruh negara bagian.