IHRAM.CO.ID, PARIS – Komite Koordinasi Muslim Turki di Prancis mengutuk tindakan Islamofobia yang menargetkan masjid di tiga kota, yaitu Montlebon, Pontarlier, dan Roubaix. Pernyataan itu muncul setelah orang-orang tak dikenal melukis tanda salib Lorraine di masjid pada larut malam 6 November lalu.
France 3 melaporkan tindakan vandalisme menargetkan masjid-masjid Persatuan Urusan Agama Islam-Turki. Presiden Asosiasi Turki Pontarlieras mengatakan vandalisme adalah tindakan anti-Muslim mengingat adanya simbolisme salib.
Karena salib Lorraine melambangkan perlawanan Prancis terhadap pendudukan Nazi pada tahun 1940-an, penggunaannya oleh beberapa aktivis dan simpatisan gerakan sayap kanan di Prancis mencerminkan argumen islamofobia. Menurut mereka, kelompok Muslim menyerang dan menjajah Prancis.
Komite Koordinasi Turki menekankan perlunya tetap bersatu di Prancis untuk menghindari tindakan yang menimbulkan kebencian. Selain itu, mereka mengajak masyarakat untuk bertindak cepat supaya kejadian serupa tidak terjadi lagi. Mereka percaya pasukan keamanan dapat segera menemukan pelaku.
Wali kota Pontellier pergi ke masjid yang dirusak dan berjuang bersama komunitas Muslim kota. “Kami tidak bisa menerima itu. Kita harus saling menghormati. Ini benar-benar tidak bisa ditoleransi,” kata dia.
Dia menyayangkan tindakan merusak rumah ibadah masih terjadi. “Saya tidak mengerti penggunaan salib Lorraine. Ini adalah simbol gerakan perlawanan melawan pendudukan Nazi. Sangat tidak pantas menggunakan salib Lorraine untuk menandai penentangan terhadap Islam,” tambahnya.
Menjelang pemilihan presiden tahun depan, politik Prancis terlihat terbelah dan mengkhawatirkan sentimen dan retorika anti-Muslim. Tindakan vandalisme yang terinspirasi dari Islamofobia telah dicatat dalam beberapa bulan terakhir.
Dilansir Morocco World News, Selasa (9/11), awal tahun ini, umat Islam di Rennes mengungkapkan rasa frustrasinya setelah menemukan dinding masjid mereka label mengejutkan yang menghina Islam dan Nabi Muhammad. “Katolik adalah agama negara” dan “Tidak untuk Islamisasi” adalah beberapa pesan pengacau yang ditinggalkan di masjid di Rennes.
Terlepas dari normalisasi yang berkembang dari contoh-contoh Islamofobia, banyak pengamat berpendapat perkembangan yang paling mengkhawatirkan adalah dukungan nyata Presiden Emanuel Macron dari beberapa poin pembicaraan sayap kanan tentang separatisme Islam untuk meningkatkan pemilihannya kembali.