IHRAM.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Luar Negeri sementara Afghanistan Amir Khan Muttaqi akan mengunjungi Pakistan, Rabu (10/11). Ini merupakan kunjungan pertama kalinya sejak Taliban merebut kembali kekuasaan di Afghanistan pada Agustus lalu.
Menurut para pejabat di kedua belah pihak, pertemuan itu akan membicarakan mengenai berbagai masalah. Hal ini dibenarkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri di Kabul Abdul Qahar Balkhi yang mengatakan delegasi tingkat senior yang dipimpin oleh Muttaqi akan melakukan perjalanan ke Pakistan pada 10 November.
"(Delegasi) akan membahas peningkatan hubungan, ekonomi, transit, pengungsi dan perluasan fasilitas pergerakan orang, dan akan mencakup menteri dan kelompok kerja dari Kementerian Keuangan dan Perdagangan," ujar Balkhi dalam tweet, dilansir di Anadolu Agency, Selasa (9/11).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri di Pakistan mengatakan kepada wartawan di ibu kota Islamabad bahwa Muttaqi akan membahas serangkaian masalah dengan rekannya dari Pakistan Shah Mahmood Qureshi. Pembahasan termasuk hubungan bilateral, visa untuk warga negara Afghanistan, dan pergerakan lintas batas.
Sebelumnya, Pakistan menyampaikan undangan khusus kepada Muttaqi untuk menghadiri pertemuan Troika Plus yang dijadwalkan akan diadakan di Islamabad pada 11 November. Mereka yang diundang, yaitu Perwakilan Khusus Pakistan untuk Afghanistan, Duta Besar Mohammad Sadiq, Perwakilan Khusus Departemen Luar Negeri AS, dan Wakil Asisten Sekretaris untuk Afghanistan Thomas West, Utusan Khusus Rusia untuk Afghanistan Zamir Kabulov, dan Utusan Khusus China untuk Afghanistan Yue Xiaoyong.
Pertemuan sebelumnya berlangsung pada 19 Oktober di Moskow, tetapi AS tidak berpartisipasi dalam acara tersebut. Diapit oleh kepala intelijen saat itu Jenderal Faiz Hameed, Qureshi mengunjungi Kabul pada Oktober. Itu akan menjadi kunjungan pertama Muttaqi ke negara tetangga sejak Taliban menguasai Kabul pada Agustus.
Selama kunjungan ke Ankara bulan lalu, Muttaqi mengatakan pengakuan resmi pemerintahnya dan bantuan internasional sangat penting untuk pemulihan ekonomi Afghanistan. Meskipun kekhawatiran keamanan telah berkurang sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus, dua hari setelahnya, pemerintah AS membekukan sekitar 9,5 miliar dolar AS aset bank sentral Afghanistan. Banyak donor dan organisasi internasional, termasuk Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional berhenti melakukan pembayaran kepada rezim sementara Taliban.