Sementara itu, Almarhum suami Kefah Mohammed al-Abbasi, yang meninggal karena kanker pada 2018, juga dimakamkan di pemakaman yang sama. Semenjak perintah pembongkaran datang, al-Abbasi dan putrinya telah bergiliran di kuburan untuk memastikan bahwa kuburannya dilindungi setiap saat.
"Kami pergi ke sana selama sekitar sepuluh hari. Kami memutuskan untuk duduk di dekat makamnya untuk melindunginya dari serangan. Warga Palestina lainnya, yang juga melindungi makam orang yang mereka cintai, mendukung kami, menawarkan kami air dan makanan selama kami berada di sana," kata dia.
"Tetapi ketika kami berada di sana, tentara menyerang putri saya dan pengunjuk rasa lainnya. Mereka memukulinya dan mencoba mendorongnya keluar dari kuburan," lanjut dia.
Berdekatan dengan sisi timur Pemakaman Al-Yousufiya merupakan Kompleks Masjid Al Aqsa. Itu berasal dari dinasti Ayyubiyah pada akhir abad ke-12 dan awal abad ke-13. Tempat ini merupakan situs pemakaman tokoh-tokoh Islam bersejarah, cendekiawan terkemuka, dan ratusan orang Palestina atau Yordania yang terbunuh selama perang 1967.
Penghancuran Pemakaman Al-Yousufiya yang akan segera terjadi mulai membayangi komunitas Palestina di Yerusalem, jauh sebelum perintah pembongkaran diberikan bulan lalu. Penodaan kuburan, bersama dengan tempat-tempat suci Muslim, dimulai tepat setelah Nakba dan pendirian Israel berikutnya pada 1948.