IHRAM.CO.ID,KUWAIT – Pemerintah Kuwait akan membatasi dan memperketat penerbitan visa bagi warga Lebanon. Saat ini Beirut dan beberapa negara Teluk tengah terlibat perselisihan diplomatik.
“Keputusan lisan telah diambil untuk lebih ketat dalam memberikan visa turis dan bisnis kepada warga Lebanon,” kata seorang sumber keamanan Kuwait pada Rabu (10/11), dikutip laman Al Arabiya.
Menurut sumber tersebut, belum ada keputusan resmi yang dibuat perihal pembatasan visa bagi warga Lebanon. Visa untuk pengunjung dari Lebanon juga belum ditangguhkan.
Saat ini Lebanon tengah terlibat perselisihan diplomatik dengan Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Kuwait. Hal itu dipicu komentar Menteri Penerangan Lebanon George Kordahi perihal konflik Yaman. Menurut dia, operasi militer Saudi dan sekutunya di Yaman adalah “agresi eksternal”. Kordahi juga mengatakan bahwa apa yang dilakukan milisi Houthi Yaman dalam merespons “agresi” Saudi adalah bentuk pembelaan diri.
Merespons pernyataan tersebut, Saudi mengusir duta besar Lebanon untuk negaranya. Tak hanya itu, Riyadh pun melarang semua impor dari Lebanon. Langkah Saudi kemudian diikuti Bahrain dan Kuwait. UEA pun menarik duta besarnya dari Beirut dan melarang warganya bepergian ke Lebanon. Bahrain, Kuwait, dan UEA memang mendukung koalisi militer pimpinan Saudi dalam memerangi Houthi di Yaman.
Krisis tersebut telah memicu seruan agar Kordahi mundur dari jabatannya. Namun Hizbullah sebagai salah satu kekuatan politik di Lebanon menentang seruan itu. Menurut mereka, Kordahi tak melakukan kesalahan apa pun.
Hizbullah justru melayangkan kritik atas cara Saudi merespons komentar Kordahi perihal perang Yaman. Mereka menilai, langkah-langkah yang diambil Riyadh sama saja dengan melancarkan perang di Lebanon. "Reaksi Saudi sama dengan mengobarkan perang dan (komentar Kordahi) tidak membenarkan tindakan tergesa-gesa terhadap Lebanon dan rakyatnya," kata juru bicara faksi Hizbullah di parlemen Lebanon, Hassan Ezzeddine pada Kamis (4/11) pekan lalu.