Jumat 12 Nov 2021 05:13 WIB

Film Dune Dianggap tak Mampu Representasikan Muslim

Film Dune Part One (2021) dianggap tidak mampu merepresentasikan Muslim.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Salah satu adegan dalam film Dune. Kisah antarplanet itu akan diputar di bioskop pada 13 Oktober.
Foto: Warner Bros
Salah satu adegan dalam film Dune. Kisah antarplanet itu akan diputar di bioskop pada 13 Oktober.

IHRAM.CO.ID,  WASHINGTON -- Film Dune Part One (2021) dianggap tidak mampu merepresentasikan orang Arab, Muslim dan islam. Hal ini disampaikan oleh Professor of Iranian Studies and Comparative Literature di Universitas Columbia, Hamid Dabashi lewat kolom opini di laman Aljazeraa.

"Rilis baru-baru ini dari Dune: Part One (2021), sebuah film fiksi ilmiah Amerika yang disutradarai oleh Denis Villeneuve, sekali lagi mengangkat pertanyaan menjengkelkan tentang mis/representasi Hollywood terhadap orang-orang Arab, Muslim, dan Islam. Para kritikus film khususnya dari dunia Arab dan Muslim mengangkat senjata dan kembali pada 'hobbyhorse' mereka tentang bagaimana Hollywood salah mengartikan mereka," kata Dabashi.

Baca Juga

Adapun kepercayaan hingga kultur Islam dan Arab menjadi inspirasi utama pada novel fiksi ilmiah dan film Dune. Film yang diadaptasi dari novel fiksi ilmiah 1965 karya Frank Herbert. Kisah ini begitu terpengaruh oleh citra dari dunia Islam dan Timur Tengah. Herbert juga menggunakan bahasa Timur Tengah, khususnya bahasa Arab di seluruh novelnya.

"Sudah waktunya untuk memeriksa kenyataan dan menerima kenyataan bahwa Hollywood sebagai abstraksi adalah dalam bisnis salah mengartikan semua orang. Ia tidak memiliki komitmen terhadap kebenaran.  Itu telah membuat bisnis yang menggiurkan untuk menipu dunia," ucapnya.   

"Penduduk asli Amerika, Afrika-Amerika, Arab, Asia, Latin, Muslim, Afrika, semua orang di planet Bumi disalahartikan karena alasan sederhana bahwa di pusat Hollywood sebagai sebuah industri berdiri narator kulit putih faktual, virtual, atau fiktif yang memberi tahu dunia bahwa dia adalah ukuran kebenaran dan kebijaksanaan, kegembiraan dan hiburan," lanjut Dabashi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement