Jumat 12 Nov 2021 17:02 WIB

Masyarakat Harus Belajar dari Kenaikan Kasus Usai Liburan

Indonesia selalu mengalami tren kenaikan kasus pada masa libur panjang.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Zainur Mashir Ramadhan, Arie Lukihardianti, Dadang Kurnia/ Red: Agung Sasongko
Aktivitas warga di Kampung Ciburial, Desa Cibogo, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (5/6/2021). Pemerintah Desa Cibogo melakukan karantina wilayah mandiri di Kampung Ciburial setelah 31 warga dinyatakan positif usai Lebaran dan libur panjang Idul Fitri 2021.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Aktivitas warga di Kampung Ciburial, Desa Cibogo, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Sabtu (5/6/2021). Pemerintah Desa Cibogo melakukan karantina wilayah mandiri di Kampung Ciburial setelah 31 warga dinyatakan positif usai Lebaran dan libur panjang Idul Fitri 2021.

IHRAM.CO.ID, Oleh: Dessy Suciati Saputri, Zainur Mashir Ramadhan, Arie Lukihardianti, Dadang Kurnia

JAKARTA  --  Masyarakat diingatkan agar belajar dari peningkatan kasus selama periode libur panjang. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan Satgas Covid-19, Indonesia selalu mengalami tren kenaikan kasus pada masa libur panjang.

Baca Juga

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut kenaikan kasus ini terjadi sebanyak tiga kali yaitu pada libur Idulfitri 2020, libur kolektif Maulid Nabi dan Natal 2020, serta libur Idulfitri 2021.

“Maka dari itu, seluruh elemen masyarakat harus bekerja ekstra keras dan berkolaborasi untuk mencegah kejadian serupa,” ujar Wiku saat konferensi pers, dikutip pada Jumat (12/11).

Wiku mengatakan, tren kenaikan kasus pada periode libur panjang ini cukup kompleks karena disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, yakni peningkatan mobilitas selama periode libur yang tidak dibarengi dengan upaya testing yang cukup. 

photo
Tips memakan bekal di sekolah saat pandemi Covid-19. - (Republika.co.id)

“Pemberlakukan kewajiban testing ini merupakan hal yang sangat penting sebagai langkah preventif untuk memastikan pelaku perjalanan dalam kondisi sehat sehingga tidak menularkan virus ke daerah tujuannya,”kata dia. 

Kedua, kenaikan kasus disebabkan oleh sikap tak patuh terhadap prokes selama perjalanan maupun aktivitas saat liburan. 

Ketiga, adanya tradisi berkumpul, makan bersama, maupun tradisi keagamaan yang dapat meningkatkan peluang penularan kasus karena kerumunan. 

Keempat karena peningkatan aktivitas di pusat belanja, tempat rekreasi, dan fasilitas publik yang tidak disertai dengan pengawasan prokes.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement