"Ada preseden agama untuk melakukannya. Bagaimanapun, mengatasi ketidaksetaraan kesempatan dan memberantas pendorong kemiskinan di masa depan adalah alasan mengapa zakat digunakan untuk program pendidikan," kata dia.
"Jadi mengapa prinsip yang sama tidak digunakan untuk mengkatalisasi zakat menjadi salah satu lembaga pembiayaan iklim terkemuka? Jawabannya terletak pada pendidikan dan pemahaman iklim, atau kekurangannya," lanjutnya.
Muhammad mengungkapkan, banyak pemimpin Islam masih gagal untuk memahami tuntutan aksi iklim urgensi 'do or die'. Kemungkinan mereka mengerti bahwa pelestarian lingkungan sejalan dengan nilai-nilai keimanan.
"Tetapi apakah mereka memahami urgensi tindakan yang harus diambil? Kesadaran itu akan menjelaskan hubungan yang tak terbantahkan antara aksi iklim dan pengentasan kemiskinan. Mengatasi defisit ini membutuhkan pertemuan pikiran yang mendalam dan luas antara dunia sains dan agama," kata dia.
Dia mengatakan, agama mungkin secara tradisional dipandang sebagai antitesis dari sains. Tetapi dengan merangkul semangat sejati amal keagamaan dan melibatkan pikiran ilmiah demi kemanusiaan, agama mungkin saja merevolusi pembiayaan iklim, dan menyelamatkan planet ini.