IHRAM.CO.ID, BAGHDAD -- Pemerintah Irak akan memulangkan warga negaranya yang termasuk di antara para migran yang terdampar di perbatasan Belarus-Polandia. Dikatakan bahwa penerbangan pertama untuk memulangkan mereka akan diselenggarakan pada Kamis atas dasar sukarela.
"Irak akan mengoperasikan penerbangan pertama bagi mereka yang ingin pulang secara sukarela pada tanggal 18 bulan ini dari Belarus," kata juru bicara kementerian luar negeri Irak Ahmed al-Sahaf dalam siaran televisi, dilansir di Saudi Gazette, Selasa (16/11).
Pengumuman Baghdad ini datang ketika para menteri luar negeri Uni Eropa akan bertemu pada Senin mendatang untuk memperpanjang sanksi yang dijatuhkan pada Belarusia tahun lalu menyusul penindasan terhadap penentang rezim Lukashenko.
Kontak tingkat tinggi pertama antara Brussel dan Minsk sejak awal krisis di perbatasan timur Uni Eropa terjadi pada Ahad lalu. Pemimpin otokratis Belarusia dituduh dengan sengaja mengatur masuknya migran untuk merusak blok tersebut.
Kepala diplomatik Uni Eropa Josep Borrell telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Belarusia Vladimir Makei. Setelah itu, dia menggambarkan situasi kemanusiaan di perbatasan sebagai hal genting.
"Nyawa orang harus dilindungi dan badan-badan kemanusiaan diizinkan akses. Situasi saat ini tidak dapat diterima dan harus dihentikan. Orang tidak boleh digunakan sebagai senjata," katanya di Twitter.
Makei mengatakan bahwa sanksi apapun yang menargetkan negaranya akan sia-sia dan kontra-produktif. Perdana menteri Polandia mengatakan pada Ahad lalu bahwa Polandia, Lithuania dan Latvia tengah mempertimbangkan untuk meminta NATO mengadakan pembicaraan darurat di tengah krisis migrasi di perbatasan mereka dengan Belarus.
Ribuan migran dari Timur Tengah berkemah di perbatasan Uni Eropa-Belarus dalam kondisi dingin. Pekan lalu krisis kemanusiaan melebar menjadi kebuntuan geopolitik antara Uni Eropa dan Amerika Serikat di satu sisi, dan Belarusia yang didukung oleh Rusia di sisi lain.
Polisi Polandia mengatakan pada Sabtu lalu bahwa seorang pemuda Suriah ditemukan tewas di dekat perbatasan. Sedangkan petugas medis sukarelawan merawat seorang wanita migran karena apa yang mereka katakan mengalami hipotermia setelah dia, dan sekelompok migran lainnya, ditemukan di hutan dekat perbatasan Polandia pada Jumat malam.
Kelompok yang disebut Medics on the Border, sebuah kelompok sukarelawan yang memberikan bantuan kepada para migran yang menyeberang ke Polandia dari Belarusia, mengatakan wanita itu adalah bagian dari kelompok yang terdiri dari sepuluh orang yang mereka temukan di selokan dekat desa Narewka.
Wanita itu dibawa ke rumah sakit dan anggota kelompok lainnya, termasuk anak-anak, dibawa ke kantor Penjaga Perbatasan terdekat. Barat menuduh rezim Lukashenko memikat para migran ke Minsk dari negara-negara termasuk Irak, Suriah dan Yaman dengan alasan mereka akan dapat memasuki Uni Eropa, dan memfasilitasi transportasi mereka.
Lukashenko berkuasa sejak 1994 dan ia telah memimpin penindasan brutal terhadap lawan-lawannya setelah pemilihan umum 2020. Dia hampir secara universal diyakini telah melakukan kecurangan, menyangkal tuduhan dan menyalahkan Barat atas krisis yang terjadi.