Selasa 16 Nov 2021 03:35 WIB

Kasus Migran, UE akan Tingkatkan Sanksi pada Belarusia

Belarusia mendorong krisis migran yang menyebabkan 4 ribu orang terdampar

Rep: Idealisa masyrafina/ Red: Esthi Maharani
Dokter militer Belarusia memberi perawatan medis kepada seorang imigran di perbatasan Belarusia-Polandia, 11 November 2021. Pengungsi bertaruh nyawa demi ke Eropa menghadapi kejahatan dan keganasan alam.
Foto: EPA
Dokter militer Belarusia memberi perawatan medis kepada seorang imigran di perbatasan Belarusia-Polandia, 11 November 2021. Pengungsi bertaruh nyawa demi ke Eropa menghadapi kejahatan dan keganasan alam.

IHRAM.CO.ID, BRUSSELS - Uni Eropa akan meningkatkan sanksi terhadap Belarus pada Senin (15/11). Negara itu dikecam sebagai karena mendorong krisis migran yang telah menyebabkan hingga 4.000 orang terdampar di hutan yang membeku di perbatasannya dengan Polandia.

Para menteri luar negeri Uni Eropa bertemu di Brussel untuk menyepakati langkah-langkah lebih lanjut yang menekan Belarus. Sebanyak 27 negara Uni Eropa menjatuhkan sanksi pada Minsk karena melanggar hak asasi manusia. Kurang dari setahun setelah pemilihan Agustus 2020, para migran dari Irak, Afghanistan, Kongo, dan Kamerun mulai muncul di perbatasan darat Belarusia dengan UE, mencoba menyeberang ke negara-negara anggota Lithuania, Latvia, dan Polandia.

Baca Juga

"Apa yang kita lihat di Minsk, sistem tidak manusiawi yang menggunakan pengungsi sebagai alat untuk menekan Uni Eropa, tidak membaik, tetapi memburuk selama beberapa hari terakhir," kata Menteri Uni Eropa Jerman Haiko Maas.

"Kami akan memperketat sanksi terhadap individu yang terlibat dalam perdagangan manusia ini, dan kami harus berbicara tentang fakta bahwa sanksi ekonomi yang berat tidak dapat dihindari. Kami juga harus menangani maskapai penerbangan," tambahnya.

Migran dari Timur Tengah dan Afrika sebelumnya tidak menggunakan rute migrasi ini ke blok Eropa yang kaya.

Penjaga perbatasan Polandia telah melaporkan 5.100 upaya penyeberangan tidak teratur dari Belarus sejauh ini pada bulan November, dibandingkan dengan 120 di sepanjang tahun 2020. Jumlah pembanding juga melonjak di dua negara Baltik.

"Hari ini kami akan menyetujui paket sanksi baru," kata diplomat top UE, Josep Borrell.

Ia menambahkan bahwa mereka akan menargetkan maskapai penerbangan dan agen perjalanan yang terlibat dalam dorongan migran ilegal ini.

Kementerian luar negeri Belarusia menjawab dengan menolak tuduhan tidak masuk akal bahwa Minsk telah merekayasa krisis migran di perbatasannya dengan Uni Eropa.

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan Belarus berusaha meyakinkan para migran untuk kembali ke rumah.

"Tapi tidak ada yang mau kembali," kata Lukashenko, menurut kantor berita Belarusia Belta. Minsk akan membalas sanksi baru Uni Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement