IHRAM.CO.ID, LIVERPOOL -- Insiden pelecehan yang ditujukan pada wanita Muslim telah dilaporkan di daerah Liverpool. Kejadian ini disampaikan oleh seorang anggota parlemen, Kim Johnson, menyusul serangan teror yang terjadi Ahad (14/11) lalu.
Johnson merupakan anggota parlemen dari Partai Buruh, mewakili daerah pemilihan yang berisi Rumah Sakit Wanita Liverpool, tempat teror ledakan mobil yang mematikan itu terjadi.
"Liverpool selalu menjadi kota yang beragam dan ramah dan kami bangga menjadi kota perlindungan. Sekarang, lebih dari sebelumnya, kita perlu bekerja sama untuk mendukung komunitas ini dan menunjukkan kita tetap bersatu melawan mereka yang mencari cara untuk memecah belah kita," ujarnya dikutip di Liverpool Echo, Rabu (17/11).
Insiden dan teror yang terjadi ini disebut selalu menghasilkan lonjakan kebencian ras, khususnya di komunitas Muslim. Ia pun mengungkapkan timnya telah mendengar laporan insiden di mana wanita berhijab menghadapi pelecehan.
Dia lantas meminta Menteri Dalam Negeri Kit Malthouse untuk meninjau dana yang diterima kelompok agama untuk tujuan perlindungan, terutama pada saat risiko tinggi seperti ini.
"Kita harus mengambil kesempatan untuk belajar dari peristiwa tragis ini dan mengambil langkah-langkah menuju sistem suaka dan imigrasi yang lebih efektif," lanjutnya.
Tak hanya itu, ia juga menyebut sembari terus mencari kebenaran di balik insiden mengerikan ini, setiap pihak harus tetap waspada namun tidak perlu khawatir.
Ia meminta setiap pihak untuk tetap tenang, saling menjaga dan bersatu, seperti layaknya kota Liverpool yang beragam. Tidak boleh diizinkan siapa pun yang mencoba dan mengeksploitasi situasi saat ini, yang mencoba untuk memecah belah masyarakat.
"Saat-saat seperti inilah kita harus berdiri dalam solidaritas dan memperbarui tekad. Dan ingat kita memiliki jauh lebih banyak hal yang menyatukan daripada memisahkan kita," ujar dia.
Anggota parlemen lokal lainnya mendukung seruan ini. Perwakilan dari Walton, Dan Carden, mengatakan persatuan dan perlindungan penting bagi kelompok minoritas.
"Liverpool adalah kota yang ramah, kota perlindungan. Kami tidak kebal dari komunitas minoritas, dari perasaan rentan pada saat-saat seperti ini," ucapnya.
Ia pun menyebut akan mengundang Menteri Dalam Negeri untuk meyakinkan komunitas, bahwa pemerintah bekerja dengan para pemimpin lokal. Pertemuan ini juga untuk memastikan keselamatan dan keamanan mereka di minggu-minggu mendatang.