Rabu 17 Nov 2021 19:11 WIB

Pencemaran Udara di New Delhi Memburuk

Mahkamah Agung India menyarankan untuk memberlakukan penguncian di Delhi.

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Agung Sasongko
 Kendaraan bergerak saat kota diselimuti kabut asap tebal di New Delhi, India, 5 November 2021, saat kualitas udara Delhi mencapai kategori
Foto:

Pada hari Sabtu, tingkat partikel PM 2.5 atau partikel terkecil dan paling berbahaya kare a dapat memasuki aliran darah, mencapai 300 pada indeks kualitas udara. Jumlah tersebut mencapai 20 kali lipat dari batas harian maksimum yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Aljazeraa melaporkan, orang-orang di Delhi mengalami kabut asap tebal selama lebih dari seminggu. Mereka memiliki visibilitas rendah dan situasinya menjadi sangat buruk. "Ada beberapa momen dalam sehari Anda benar-benar dapat merasakan polusi. Situasi menjadi sangat buruk pada tahun ini,” ujar laporan tersebut.

Pemerintah Delhi telah berjanji untuk membuat udara kota menjadi bersih. Pembakaran limbah pertanian di negara bagian tetangga Delhi menjadi penyumbang utama tingkat polusi kota setiap musim dingin. Hal inik terus berlanjut meskipun ada larangan Mahkamah Agung.

Sementara puluhan ribu petani di sekitar ibu kota membakar tunggul atau sisa tanaman mereka pada awal setiap musim dingin. Pembakaran tersebut bertujuan untuk membersihkan ladang, sehingga petani dapat menanam gandum. Jumlah kebakaran lahan pertanian musim ini merupakan yang tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Awal tahun ini, pemerintah Delhi membuka "menara asap" pertamanya yang berisi 40 kipas raksasa. Kipas itu memompa 1.000 meter kubik udara per detik melalui filter. Instalasi senilai dua miliar dolar AS ini, dapat mengurangi separuh jumlah partikel berbahaya di udara. Tetapi instalasi tersebut hanya berlaku untuk radius satu kilometer persegi (0,4 mil persegi).

Sebuah laporan pada 2020 oleh organisasi Swiss IQAir menemukan bahwa, 22 dari 30 kota paling tercemar di dunia berada di India. Delhi menduduki peringkat teratas sebagai ibu kota paling tercemar secara global. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement