Kamis 18 Nov 2021 17:17 WIB

Larangan Mengaku dan Mengingkari Nasab

Pertalian keluarga atau nasab memiliki kedudukan yang penting.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Hadist (ilustrasi).
Foto:

Dalam keterangan lain dijelaskanq

وَرَوَى أَحَدُ: إِنَّ لِلَّهِ تَعَالَى عِبَادًالَايُكَلِّمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَا مَةِ وَلَا يُزَكِّيْهِمْ وَلَا يَنْظُرُاِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ, قِيْلَ وَمَنْ اُولَئِكَ يَارَسُوْلَ اللَّهِ ؟ قَالَ مُتَبَرِّئٌ مِنْ وَالِدَيْهِ رَاغِبٌ عَنْهُمَاوَمُتَبَرَّئٌ مِنْ وَلَدِهِ وَرَجُلٌ أَنْعَمَ عَلَيْهِم قَوْمٌ فَكَفَرَ نَعْمَتَهُمْ وَتَبَرَّأَمِنْهُمْ. وَالْمُرَادُالْاِنْعَامُ بِالْعِتْقِ.

Dan diceritakan Imam Ahmad: Sesungguhnya Allah Ta'ala itu

mempunyai hamba, yang  tidak akan berbicara Allah dengan mereka pada hari kiamat.  Dan Allah tidak akan mensucikan dosanya mereka, dan Allah tidak memandang mereka(dengan rasa kasih sayang). Dan bagi hamba itu diberikan siksaan yang pedih. Sahabat bertanya: siapa mereka itu Rasulullah? 

Rasullullah menjawab: Yaitu orang yang menyatakan lepas  diri dari kedua orang tuanya (tidak mengakui orang tua) marah kepada orang tuanya. Orang yang lepas tangan dari anaknya(tidak mengakui anak). Dan orang yang diberi  kenikmatan oleh suatu kaum lalu dia ingkar dari mereka serta melepaskan diri dari mereka. Yang dimaksud  dengan “ memberikan kenikmatan” di sini ialah “Kemerdekaan (memerdekakan budak).

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement