Sementara itu, Abdul Azeez Bin Hasan Al Masri Al Amoodi dari Hadramaut melanjutkan tradisi nenek moyangnya dengan melakukan pelelangan setiap pagi seperti yang diamati dengan seksama oleh para tetua lainnya. Namun saat ini pasar hanya memiliki sedikit penjual dan pembeli karena jumlah kebun buah di daerah tersebut telah menyusut.
"Ini adalah akibat dari tekanan pada tanah karena pertumbuhan populasi. Pohon telah digantikan oleh rumah dan bangunan," kata Habeeb Abdul Azeez Baghdadi.
Menjaga identitas budaya tetap hidup selama berabad-abad adalah sebuah cerita tersendiri. Leif Manger merangkum perjuangan tersebut dalam buku The Hadrami Diaspora: Community Building of the Indian Ocean Rim.
"Pemeliharaan identitas Hadrami sehari-hari di Barkas di Hyderabad terjadi melalui banyak proses. Salah satu proses tersebut adalah melalui pementasan praktik tradisional yang berbeda pada saat kelahiran, pernikahan dan kematian, serta kepatuhan terhadap varietas kuliner, selera, dan preferensi. dalam pakaian, musik, tarian, dan sebagainya. Semua ciri atau praktik budaya ini membedakan Hadramis dari kelompok lain," kata Manger.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
