IHRAM.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, Budayawan Betawi
Walesa lahir 1943. Sebagai tokoh buruh ia berjuang melawan penindasan rezim komunis Polandia terutama terhadap buruh.
Walesa mendapat hadiah nobel perdamaian, sesuatu yang tak pernah diharapkannya. Malah ia mrmenangkan jabatan Presiden Polandia untuk periode 1990-1995.
Hari ini 23/11 di Cianjur terjadi demo buruh besar-besaran, Ribuan buruh memenuhi depan kantor pemkab menuntut perbaikan nasib a.l dengan mencabut Omnibus Law, atau Jokowi mundur. Tuntutan Jokowi mundur dilaungkan pada demo 28/10 dan 10/11 bukan saja di Jakarta tapi di kota2 lain Indonesia. Issue Jokowi mundur menenggelamkan kisah cufras cafres (copras capres)s
Mereka tidak melihat cufraf cafres menyelesaikan persoalan Indonesia yang dibayangi krisis finance dan energi. Yang lebih merisaukan hati lagi krisis peradaban.
Publik mengikuti dengan serius ucapan-ucapan Jenderal Andika, sebagai Panglima TNI, dan Jenderal Dudung, sebagai KSAD. Di luar itu, omongan-omongam tokoh cuma saling ulang mengulang. Tidak ada yang baru, dan tidak juga memberi harapan.
Orang ramai merindukan perubahan. Seorang tokoh yang memiliki commitment kuat untuk selamatkan Indonesia. Kerinduan ini dulu di Polandia diproyeksi pada diri Lech Walesa.
Indonesia memerlukan pemimpin yang cerdas, bukan yang bergaya cerdas, atau eto2é cerdas.
Persatuan bangsa dikuatkan, kedaulatan negara ditegakkan, moral agama dijunjung tinggi, kemiskinan dan kemelaratan rakyat disudahi, sejarah dan peradaban bangsa diluruskan dan dihormati. Mudah2an harapan sederhana ini Allah bukakan jalan. Wa ba'duHU.