Rabu 24 Nov 2021 16:30 WIB

Taman Nasional Daud dan Narasi Singkirkan Warga Palestina

Israel memiliki rencana untuk menarik lebih banyak turis dari Uni Emirat Arab.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Bendera Israel
Foto:

Israel mencaplok Yerusalem Timur setelah perang 1967, dan memandang pendudukan itu sebagai pembebasan. Kemenangan menakjubkan tentara Israel dalam Perang Enam Hari memicu euforia nasionalistik dan rasa berhak atas wilayah Palestina yang secara alkitabiah beresonansi. Ada nuansa Mesianik pada versi sejarah yang diajarkan dalam tur, yang sangat mirip dengan narasi yang disebarkan oleh para pemukim itu sendiri.

Bagian dari itu ada hubungannya dengan Kuil Kedua Yahudi, yang pernah berdiri di dekat akhir tur taman modern tetapi yang diruntuhkan oleh Romawi pada tahun 70 M selama pemberontakan Yahudi. Beberapa orang Israel percaya sebuah kuil Yahudi ketiga akan dibangun di mana situs tersuci ketiga Islam, Masjid Al-Aqsa, sekarang berdiri. Dan mereka melihat pemukiman yang diperluas sebagai bagian dari proses itu.

"Strategi para pemukim adalah untuk memulihkan kerajaan alkitabiah di sekitar Kota Tua," kata Daniel Seidemann, seorang pengacara Israel dan direktur Yerusalem Terestrial, sebuah organisasi non-pemerintah yang mendukung pengaturan di kota yang merupakan bagian dari solusi dua negara.

Warga Palestina merasa tertekan untuk meninggalkan lingkungan itu. "Saya merasa lingkungan berubah dari Arab menjadi Yahudi," kata Hisham Siam, seorang mekanik mobil berusia 63 tahun. 

"Taman dan arkeologi adalah bagian dari upaya untuk menyingkirkan orang-orang Arab di sini sehingga mereka dapat mengatakan itu adalah Kota Daud," ungkap Siam. Dia pun, seperti banyak warga lain, menunjuk retakan di dinding rumahnya yang menurutnya disebabkan oleh terowongan arkeologi di bawahnya.

Klein, spesialis Yerusalem di Universitas Bar-Ilan, menyampaikan, bagi Israel, mengarahkan turis UEA ke Kota Daud adalah cara untuk membuat warga Emirat menerima marginalisasi Palestina seperti yang dilakukan pemerintah mereka. "Normalisasi telah disetujui oleh UEA dan Bahrain meskipun konflik Israel-Palestina belum terselesaikan. Israel melihat itu sebagai ekspresi dari keinginan Arab untuk mengesampingkan masalah Palestina," ujar Klein.

 

Sekarang, kata Klein, Israel ingin mendorong narasinya tentang Yerusalem kepada turis Emirat. "Tidak hanya antar pemerintah. Mereka ingin memperluasnya ke orang-orang Emirat, kepada mereka yang berkunjung. Mereka ingin membentuk pikiran warga Emirat," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement