IHRAM.CO.ID, RIYADH — Proyek Laut Merah yang mencakup pembangunan perkotaan, pariwisata massal, dan perhinjauan seluruh wilayah, telah kembangkan menjadi proyek budaya dan arkeologi setelah sekitar 1.600 situs arkeologi diidentifikasi di wilayah tersebut, 20 di antaranya telah dipersempit sebagai tempat wisata potensial termasuk Nabataean dan peninggalan pra-Islam lainnya serta pelabuhan dan kastil era Islam.
Namun penemuan yang paling signifikan adalah kapal karam yang ditemukan pada 2016. Kapal yang diperkirakan berasal dari Mesir dan dibuat pada awal abad ke-18 ini memiliki kontruksi yang tidak serupa dengan kebanyakan desain kapan tradisional Arab masa kini, dilihat dari dimensi bingkai kapal yang sangat besar dan adanya elemen arsitektur yang tidak biasa. Ukuran kapal yang relatif besar menunjukkan bahwa ia biasa digunakan untuk mengarungi perjalanan yang sangat jauh dengan puluhan ton muatan.
“Kami tidak tahu banyak tentang periode ini dalam sejarah Saudi, atau seperti apa kehidupan para pelaut yang melintasi wilayah Laut Merah saat itu, itulah sebabnya bangkai kapal ini sangat penting untuk diteliti lebih jauh, karena akan memberi kita gambaran yang lebih baik,” kata Michael Slage dari perusahaan pengembangan Laut Merah (TRSDC).
Untuk proyek ini, TRSDC bermitra dengan Komisi Warisan Kementerian Kebudayaan Saudi bersama dengan tim arkeolog dari Universitas Naples "L'Orientale," sekolah sinologi dan studi oriental tertua di Eropa. Tim PBB juga telah melakukan survei terhadap bangkai kapal tersebut dan akan melakukan pekerjaan untuk menyelamatkan bangkai kapal tersebut dan membawa penemuan isi muatan kapal yang menarik.
“Rencana kami adalah untuk menciptakan destinasi unik yang tidak seperti yang lain di dunia,” kata direktur senior, pengembangan usaha dan inovasi di TRSDC.
“Akses ke harta karun kapal karam akan melalui menyelam di situs atau melihatnya di museum, dan tujuan kami adalah untuk memilikinya ketika sisa pengembangan kami siap untuk menyambut pengunjung dalam skala besar.”
Adapun muatan kapan yang ditemukan adalah kumpulan 2000 lebih guci dan cangkir porselen yang diyakini berasal dari Cina, kemungkinan akan dijual kepada para peziarah atau jamaah haji di Mekkah. Banyak yang masih dalam kondisi sangat baik bahkan setelah ratusan tahun berada di dasar laut. Artefak lain yang ditemukan termasuk barang-barang yang mencerminkan kehidupan sehari-hari awak kapal termasuk pipa Ottoman mereka, sisa makanan dan piring yang mereka gunakan, dan bahkan kelapa yang diawetkan dengan sempurna.