Rabu 24 Nov 2021 17:12 WIB

AS Lanjutkan Pembicaraan dengan Taliban Pekan Depan

Pembicaraan AS dan Taliban antara lain membahas krisis kemanusiaan

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Pejuang Taliban, ilustrasi
Pejuang Taliban, ilustrasi

IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) akan melanjutkan pembicaraan dengan Taliban pekan depan di Qatar. Pembicaraan tersebut akan membahas, antara lain, perang melawan terorisme dan krisis kemanusiaan di Afghanistan.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price pada Selasa (23/11) mengatakan, bahwa delegasi Amerika akan dipimpin oleh perwakilan khusus AS untuk Afghanistan, Tom West, untuk diskusi yang direncanakan selama dua pekan.

Baca Juga

Kedua belah pihak akan membahas kepentingan nasional vital kami mereka, yang meliputi operasi kontraterorisme melawan ISIS dan Al Qaeda, bantuan kemanusiaan, ekonomi Afghanistan yang hancur, dan perjalanan yang aman bagi orang Amerika dan Afghanistan yang bekerja untuk AS selama perang 20 tahun.

Dua minggu lalu, West bertemu dengan perwakilan dari gerakan garis keras, yang merebut kekuasaan pada Agustus saat pasukan AS menyelesaikan penarikan mereka, di Pakistan.

Pembicaraan sesi pertama antara kedua belah pihak diadakan pada 9-10 Oktober di ibukota Qatar, Doha, di mana para diplomat AS yang mengawasi hubungan dengan Afghanistan pindah setelah pengambilalihan Taliban.

Pada Jumat, West menekankan syarat bagi Taliban untuk menerima dukungan keuangan dan diplomatik AS. Termasuk langkah-langkah untuk memerangi terorisme, pembentukan pemerintahan yang inklusif, penghormatan terhadap hak-hak minoritas, perempuan dan anak perempuan, serta penyediaan akses yang sama ke pendidikan dan pekerjaan.

Dilansir dari The National News, Rabu (24/11), West mengatakan AS akan terus berdialog dengan Taliban dan untuk saat ini hanya memberikan bantuan kemanusiaan kepada Taliban.

Menteri Luar Negeri Pemerintah Taliban, Amir Muttaqi yang tidak diakui oleh masyarakat internasional, pekan lalu meminta Kongres AS dalam sebuah surat terbuka untuk melepaskan aset Afghanistan yang dibekukan oleh Washington.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement