IHRAM.CO.ID, DHI QAR --- Tim arkeologi dari British Museum telah menemukan sebuah masjid lumpur di distrik Al Rifai Irak di provinsi Dhi Qar selatan, Iraq yang berasal dari tahun 60 hijriah. Seperti dilansir The National pada Jum'at (26/11) masjid ini disebut sebagai salah satu masjid tertua karena berasal dari periode awal penyebaran Islam.
“Masjid ijk adalah salah satu bangunan perintis pada periode awal Islam,” kata Ali Shalgham, direktur Departemen Investigasi dan Penggalian di Dhi Qar.
Para arkeolog menemukan masjid dengan bantuan penduduk setempat. Menurut Shalgham penemuan masjid lumpur itu sangat penting karena masjid berasal dari awal kemunculan Islam. Penemuan ini penting karena masjid lumpur terletak di tengah-tengah kota pemukiman yang terjaga dengan baik. Itu memungkinkan penelitian untuk mengetahui tentang situasi dan sejarah Islam di wilayah itu.
"Misi penggalian sebelumnya dan saat ini hanya menemukan sedikit informasi dalam mengungkap periode awal Islam," kata Shalgham.
Masjid ini berukuran lebar delapan meter dan panjang lima meter. Di jantung masjid adalah mihrab kecil untuk imam.
Sementara itu, Irak terus berupaya untuk menyelamatkan situs-situs bersejarah. Terlebih sejak ISIS menghancurkan Irak pada tahun 2014 yang juga mengancam dirusaknya atau dihilangkannya situs-situs bersejarah di kota tersebut
“Meskipun Alqosh dan makamnya selamat, situs itu masih berisiko, dan di ambang kehancuran,” kata Presiden Aliansi untuk Pemulihan Warisan Budaya (ARCH International), Cheryl Benard dilansir dari Middle East Eye pada Oktober lalu.
Risiko perusakan terus membayangi karena contoh yang terjadi di wilayah terdekat. Warisan Yahudi di Mosul saat ini disebutnya sedang dihapus dari peta. "Kelompok teror telah menghancurkan makam nabi Yunus dan Daniel. Nahum adalah satu-satunya nabi yang selamat dari ISIS, dalam pengertian itu. Tapi kuilnya berada dalam kondisi yang sangat buruk," kata Benard.