IHRAM.CO.ID, DHAHRAN -- CEO Komisi Museum Saudi, Dr Stefano Carboni, mengatakan pihaknya akan mendirikan empat museum baru dalam dua tahun. Museum-museum ini akan dibuka di Dammam, Abha, Hail dan Al-Qassim.
Informasi tersebut ia sampaikan saat berpidato di Konferensi Internasional tentang Seni Islam selama tiga hari, yang berakhir di Pusat Kebudayaan Dunia (Ithra) King Abdulaziz.
Tak hanya itu, Dr Carboni juga mengatakan komisi akan mendirikan museum di Najran dan Arar pada 2030. Dia juga berbicara tentang proyek museum yang sedang berlangsung di lingkungan Diriyah.
“Museum baru akan dibuka dalam waktu enam bulan dan itu akan menjadi versi awal dari Museum Seni Kontemporer Arab Saudi, sebagai bagian dari Proyek untuk Mengembangkan Lingkungan Baru di Diriyah," ujarnya dikutip di Saudi Gazette, Selasa (30/11).
Lebih lanjut, ia mengatakan Museum Emas Hitam akan segera dibuka di Riyadh. Keberadaan museum ini akan bermitra dengan Pusat Studi dan Penelitian Perminyakan Raja Abdullah.
Konferensi dengan tema “Masjid: Inovasi dalam objek, bentuk dan fungsi” ini bertujuan untuk membahas evolusi historis, makna dan fungsi masjid. Kegiatan diselenggarakan bersama oleh Ithra dan Penghargaan Abdullatif Al Fozan untuk Arsitektur Masjid.
Di bawah perlindungan Emir Provinsi Timur Pangeran Saud Bin Naif, Pangeran Sultan Bin Salman, penasihat Penjaga Dua Masjid Suci dan ketua dewan pengawas Penghargaan Abdullatif Al Fozan untuk Arsitektur Masjid, Dr Carboni meresmikan konferensi tersebut.
Beberapa pejabat tinggi dan spesialis dalam seni dan arsitektur Islam menyampaikan materi dalam konferensi ini. Mereka menjelaskan unsur-unsur arsitektur, barang antik masjid, serta perkembangannya selama berabad-abad, di samping mengenalkan era Islam yang melihat pembangunan masjid di gaya artistik dan arsitektur yang unik.
Ketua Dewan Pembina Al Fozan Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Abdullah Al Fozan, mengatakan masjid merupakan inkubator komunitas, sekolah budaya dan jalur estetika. Rumah ibadah ini dianggap sebagai sumber kreativitas yang dikembangkan dengan keahlian pengrajin dan insinyur, sehingga setiap bagian dari masjid menjadi unik dalam dirinya sendiri.
“Kemitraan yang kaya dengan Ithra Center ini menyoroti perbedaan dimensi masjid,” ucap dia.