IHRAM.CO.ID, MINNESOTA -- Klaim dan pernyataan anti-Muslim yang disampaikan anggota Kongres Partai Republik AS, Lauren Boebert, berbuntut panjang. Terbaru, anggota Kongres Muslim-Amerika, Ilhan Omar, menyebut ia dan Boebert melakukan panggilan telepon yang 'tidak produkftif'.
Dalam sebuah pernyataan, Omar mengatakan panggilan tersebut dilakukan Senin (29/11), dengan harapan membahas komentar Islamofobia yang disampaikan oleh representatif asal Colorado ini, pekan lalu.
Omar pun mengatakan dia dengan senang hati menerima telepon dari Rep. Lauren Boebert. Harapannya, ia menerima permintaan maaf langsung karena telah salah mengklaim bertemu dengannya di lift, menyebut ia seorang teroris, serta untuk sejarah kebencian anti-Muslim.
"Namun, dia malah menggandakan retorikanya dan saya memutuskan untuk mengakhiri panggilan yang tidak produktif ini. Saya percaya untuk terlibat dengan orang-orang yang tidak sejalan dengan hormat, tetapi tidak ketika ketidaksepakatan itu berakar pada kefanatikan dan kebencian," ujarnya dikutip di The Guardian, Selasa (30/11).
Selama hari libur Thanksgiving, Boebert diketahui membuat pernyataan anti-Muslim tentang Omar kepada audiens di distrik asalnya. Ia mengatakan, apa yang ia alami di Gedung DPR (United States House of Representatives) bukanlah kali pertama ia bertemu dengan 'Pasukan Jihad'.
“Jadi, saya masuk ke lift dengan salah satu staf. Anda tahu, kami akan meninggalkan Capitol dan kami akan kembali ke kantor saya dan kami mendapatkan lift dan saya melihat seorang petugas polisi Capitol berlari ke lift. Saya melihat kecemasan di seluruh wajahnya, dia mencoba meraih ke arah kami, namun pintu tertutup, seperti saya tidak bisa membukanya. Aku melihat ke kiriku, dan itu dia. Ilhan Umar. Dan saya berkata, 'Yah, dia tidak punya ransel, kita seharusnya baik-baik saja'," ucap Boebert kala itu.
Mendengar pernyataan ini, penonton yang hadir tertawa dan bertepuk tangan. Pun, ia menambahkan komentarnya dengan mengatakan, "Oh, lihat, Pasukan Jihad memutuskan untuk bekerja hari ini". Boebert merupakan seorang tokoh ekstremis di sayap partai Trumpist, yang juga pernah menggunakan istilah 'Squad' di lantai DPR.