REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki memutuskan untuk menggunakan nama 'Turkiye' dalam semua komunikasi dan kegiatan di negara itu. Ejaan Turkiye disebut adalah yang paling benar dibanding penyebutan dengan nama yang saat ini sering diucapkan.
Dilansir dari The New Arab, Sabtu (4/12), ejaan itu akan menggantikan variasi internasional dari nama negara, termasuk Turkey', 'Turke' atau 'Turquie'. Langkah tersebut diumumkan dalam surat edaran yang dikeluarkan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan, Jumat (3/12).
"Ungkapan Türkiye mewakili dan mengekspresikan budaya, peradaban, dan nilai-nilai bangsa Turki dengan cara terbaik," katanya.
"Dalam konteks ini, frasa "Made in Türkiye" sekarang digunakan sebagai pengganti 'Made in Turkey' pada produk ekspor kami, yang merupakan kebanggaan negara kami dalam perdagangan internasional," ucap dia.
Direktur Komunikasi Turki, Fahrettin Altun, memuji langkah itu dalam sebuah tweet yang mengatakan, "Langkah berharga lainnya telah diambil untuk memperkuat merek Turki".
Langkah branding itu terjadi ketika mata uang Turki yang terkepung telah jatuh ke posisi terendah sepanjang masa terhadap dolar AS dan euro. Presiden Erdogan mendorong dengan upaya yang dikritik secara luas untuk memangkas suku bunga meskipun harga konsumen melonjak. Lira Turki telah kehilangan sekitar 40 persen dari nilainya sejak awal tahun, menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di dunia.