IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketika sahabat Rasulullah ﷺ, Umar bin al-Khattab semakin tua dan kekuatannya melemah, beliau berdoa dengan memohon kepada Allah Ta'ala agar mendapatkan mati syahid.
Dikutip dari Al-Bidayah wan Nihayah dari Ibnu Katsir, ringkasnya, ketika Umar selesai melaksanakan ibadah haji pada 23 Hijriah beliau sempat berdoa kepada Allah di Abthah. Mengadu kepada Allah tentang usianya yang telah senja, kekuatannya telah melemah, sementara rakyatnya tersebar luas dan ia takut tidak dapat menjalankan tugas dengan sempurna.
Ia berdoa kepada Allah agar Allah mewafatkannya dan agar Allah memberikan syahadah (mati syahid) serta dimakamkan di negeri hijrah (yaitu Madinah, sebagaimana yang terdapat dalam shahih Muslim bahwa Umar pernah berkata, "Ya Allah, aku bermohon kepadamu mendapatkan syahadah (mati syahid) di atas jalanMu dan wafat di tanah Nabi-Mu."
Maka Allah mengabulkan doanya ini dan memberikan kedua permohonannya tersebut, yaitu mati syahid di Madinah. Ini adalah perkara yang sulit namun Allah Maha lembut kepada hambaNya.
Akhirnya beliau ditikam oleh Abu Lu'lu'ah Fairuz seorang yang aslinya beragama Majusi dan tinggal di Romawi. Ketika Umar shalat di mihrab pada waktu Subuh 25 Dzulhijjah 23 Hijriah dengan belati yang memiliki dua mata. Abu Lu'lu'ah menikamnya tiga tikaman, ada yang mengatakan enam tikaman, satu di bawah pusarnya hingga terputus urat-urat dalam perut beliau.