Dhalac pergi dari Somalia pada 1990, tepat sebelum negara itu dilanda perang saudara. Setelah dia berimigrasi ke Amerika Serikat pada tahun 1992, dia mengatakan tidak lama kemudian dia mulai mengatur sesama imigran untuk menjadi warga negara dan memilih. Tapi dia tidak pernah berpikir untuk mencalonkan diri sendiri, sampai dia sampai pada kesadaran yang meresahkan.
"Tidak peduli betapa pentingnya pekerjaan saya, kami kehilangan meja pengambilan keputusan," kata Dhalac Senin dalam pidato pelantikannya.
Setelah mantan Presiden AS Donald Trump menjabat, Dhalac merasa lebih bertekad untuk membuat suaranya didengar. Dia bergabung dengan pengunjuk rasa pada rapat umum 2016 setelah Trump membuat komentar yang merendahkan imigran Somalia.
Tahun berikutnya, dia berpartisipasi dalam protes terhadap supremasi kulit putih dan menarik sorak-sorai dari kerumunan ketika dia menyatakan, "Saya seorang Muslim, wanita imigran kulit hitam, dan saya tidak ke mana-mana," ucapnya.
Ketika sebuah kesempatan muncul di Dewan Kota South Portland, Dhalac mengatakan banyak orang mendorongnya untuk maju. Begitu dia mendapat restu keluarganya, dia mulai mengetuk pintu, melakukan apa yang dia bisa untuk terhubung dengan pemilih dan memenangkan mereka.
Pada tahun 2018, dia melawan pemilik bisnis lokal dan menang, membuat sejarah sebagai orang Afrika-Amerika pertama dan Muslim pertama yang terpilih menjadi anggota dewan South Portland. Lalu pada 2020, ia mencalonkan diri tanpa lawan untuk masa jabatan kedua.