IHRAM.CO.ID, KAIRO -- Kementerian Pendidikan Mesir mengumumkan pada Rabu (8/12), bahwa siswa yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 tidak akan ditolak masuk sekolah. Kementerian menekankan tidak ada arahan yang dikeluarkan dalam hal ini.
Namun, kementerian telah mengeluarkan pemberitahuan resmi bahwa siswa yang berusia 15-18 tahun wajib divaksinasi. Kementerian juga mendesak semua direktorat pendidikan di seluruh negeri untuk berkoordinasi dengan otoritas kesehatan dalam mendukung hal ini.
Dilansir dari Ahram Online, Kamis (9/12), pemberitahuan kementerian menekankan formulir persetujuan perlu ditandatangani oleh orang tua sebelum siswa dapat divaksinasi. Mesir menurunkan usia minimum kelayakan untuk menerima inokulasi pada awal November. Mesir mengizinkan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech untuk anak berusia 15 hingga 18 tahun.
Di bulan yang sama, negara tersebut menyetujui penggunaan vaksin AS dua dosis untuk siswa berusia antara 12 dan 15 tahun. Menurut Menteri Kesehatan Mesir Khaled Abdel-Ghaffar, sekitar 513 ribu orang di bawah usia 18 tahun telah mendaftar untuk menerima vaksin.
Sebanyak 261.500 di antaranya telah divaksinasi. Hal ini disampaikannya pada pertemuan Komite Tertinggi untuk Manajemen Krisis Coronavirus pada Selasa lalu.
Tidak seperti siswa sekolah, mahasiswa diharuskan menunjukkan bukti mereka telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin atau sertifikat tes PCR negatif, sebelum mereka diizinkan masuk ke kampus. Sejak Desember, Mesir mulai melarang warga yang tidak divaksinasi memasuki lembaga pemerintah publik. Pegawai negeri yang tidak divaksinasi juga dilarang memasuki tempat kerja mereka tanpa sertifikat tes PCR negatif. Mesir sedang mencari untuk menginokulasi setidaknya 40 juta dari 102 juta penduduknya pada 31 Desember, mengamankan hampir 100 juta dosis vaksin yang berbeda.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
