Data sensus terakhir yang dirilis pada Juni menunjukkan bahwa masyarakat yang memiliki kualifikasi pasca sekolah menengah telah meningkat. Data tersebut juga mencerminkan jumlah orang Melayu yang memegang pekerjaan profesional, manajerial, eksekutif, dan teknis (PMET) telah meningkat. Sebagian besar bekerja di sektor-sektor yang tumbuh cepat seperti informasi dan komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, dan layanan profesional.
Namun data tersebut memunculkan tren yang mengkhawatirkan mengenai kepemilikan rumah. Sensus 2020 menunjukkan sementara sebagian besar keluarga Melayu, seperti halnya keluarga Singapura lainnya, proporsi rumah tangga Melayu di rumah sewaan telah meningkat.
Data menunjukkan, jumlah rumah tangga Melayu di rumah susun sewa satu dan dua kamar Dewan Perumahan lebih dari dua kali lipat dalam dekade terakhir. Dari sekitar 9.100 pada 2010 menjadi sekitar 18.600 tahun lalu. Sebagai perbandingan, jumlahnya naik dari 28 ribu menjadi 28.700 untuk rumah tangga China, dan dari 4.600 menjadi 6.800 untuk rumah tangga India.
Masagos mengatakan, untuk mengatasi hal ini, pemerintah Singapura telah memperkenalkan Proyek DIAN M3, sebuah program yang berupaya meningkatkan nasib keluarga Melayu di rumah susun sewa umum dengan memberikan dukungan holistik melalui inisiatif nasional dan masyarakat, dengan tujuan membimbing mereka untuk memiliki rumah mereka sendiri.
Skema, yang diluncurkan pada 5 Desember, dikelola oleh Kantor Koordinasi Keterlibatan di bawah program M3 Pemerintah. M3 adalah kerjasama antara kelompok swadaya Mendaki, Dewan Agama Islam Singapura dan Mesra, Dewan Komite Eksekutif Aktivitas Melayu People's Association.