Pertama, mendorong umat untuk berinteraksi satu sama lain atas dasar cinta dan kerjasama dan mencari keridhaan Allah.
Sebenarnya, setiap muslim harus berusaha menjaga keharmonisan dengan orang lain, dan menyingkirkan keegoisan yang mengisolasi dirinya dari orang lain.
Nabi berkata, “Allah mendukung orang-orang yang bersatu, dan mereka yang memisahkan diri dari kelompok akan dilemparkan ke dalam api neraka.”
Kedua, mengajarkan kedisiplinan umat Islam dengan cara berdiri berjajar.
Sayangnya, umat Islam tidak menghormati hal ini meskipun Islam sangat menekankan disiplin dan berdiri dalam barisan di masjid-masjid.
Ibnu Masud melaporkan bahwa Nabi (damai dan berkah besertanya) berkata, “Berdirilah dalam barisan dan berdirilah bahu-membahu. Jangan biarkan celah bagi setan untuk masuk. Siapa pun yang mengisi celah dalam barisan, Allah akan membalasnya. Dan barang siapa yang melanggar batas, Allah akan berpaling darinya.”
Salah satu kisahnya adalah perang Persia. Selama perang di Persia barisan pejuang muslim sedang minum di sungai. Ketika seorang prajurit menjatuhkan cangkirnya ke sungai, seluruh barisan akan menunggunya sampai dia mendapatkannya kembali kemudian mereka semua akan bergerak bersama lagi.
Dengan cara ini mereka bertindak dengan semangat kelompok dan tidak terpecah-pecah. Sungguh memalukan melihat umat Islam saat ini terpecah belah dan dipenuhi rasa egois dengan semua orang yang peduli dengan kepentingannya sendiri, terlepas dari orang lain.
Keegoisan inilah yang membunuh puluhan orang saat menunaikan ibadah haji. Dengan demikian masjid tidak menjalankan perannya dengan baik.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
