Selasa 14 Dec 2021 19:26 WIB

Sumber Manasik Haji yang Diriwayatkan Tujuh Sahabat Jabir

Sumber Manasik Haji yang Diriwayatkan Tujuh Sahabat Jabir

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Sumber Manasik Haji yang Diriwayatkan Tujuh Sahabat Jabir. Foto:  Jamaah haji sedang wukuf di Arafah (Ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Sumber Manasik Haji yang Diriwayatkan Tujuh Sahabat Jabir. Foto: Jamaah haji sedang wukuf di Arafah (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Setiap jamaah diwajibkan menjalankan semua rangkai ibadah haji (manasik) untuk mendapatkan kesempurnaan ibadahnya. Syeikh Nashiruddin Al-albani mengatakan, perlu diketahui sumber manasik yang umum dilakukan ini berasal dari hadits Jabir, diriwayatkan dari tujuh orang perawi.

"Yang tsiqah (berkompeten yang dapat dipercaya dari kalangan sahabat dekatnya (Jabir)," tulis Syeikh Nashiruddin Al-albani dalam bukunya Haji Nabi.

Baca Juga

Tujuh orang sahabat dekat Jabir yang merupakan sahabat Rasulullah SAW di antaranya: 

1. Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, Abu Ja'far al-Baqir. 

2.Abu Zubair Muhammad bin Muslim Al Makki.

3.Atho bin Abi Robbah al-Makki

4. Mujahid bin Jubr Al Makki

5. Muhammad bin Munkadir Al-Madani

6. Abu Sholih Dzakwan As-Samman Al-Madani. 

7. Abu Sufyan Tholhah bin Nafi Al Wasithi, pernah tinggal di Mekkah

Syeikh Nashiruddin Albani, mengatakan, riwayat yang dikutip dalam tata cara manasik ini tidak lain adalah riwayat pertama. Di antaranya yang terdapat dalam Shahih Muslim.

"Sementara para perawi lain hanya memiliki bagian sedikit saja dari manasik ini," ujarnya.

Sahabat lain di luar tujuh di atas sebagian lebih banyak memberikan masukan dari yang lain sesuai dengan urutan di atas. Syeikh Nashiruddin Albani telah merangkum semua pelajaran tambahan dari riwayat mereka dan mencantumkannya dengan tanda tertentu.

"Demikian juga yang penulis lakukan terhadap tambahan dari jalur riwayat pertama," katanya.

Kemudian Syeikh Nashiruddin Al-albani menunjukkan perawi yang mengeluarkan tambang tersebut dengan memberikan lambang di bagian atasnya. Takhrij  cukup sehingga tidak perlu menjelaskan Takhrij setiap tambahan secara panjang lebar cukup dengan Takhrij diringkas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement