Selasa 14 Dec 2021 20:20 WIB

Respons Uni Eropa dan Ancaman Rudal Rusia

Uni Eropa siap untuk memberlakukan sanksi serius terhadap Rusia.

Rep: Oleh: Fergie Nadira, Kamran Dikarma/ Red: Agung Sasongko
Hubungan NATO-Rusia memanas.
Foto:

Namun demikian pada 2019 Washington menarik diri dari pakta tersebut setelah mengeluh selama bertahun-tahun atas dugaan pelanggaran seputar pengembangan Rusia dari rudal jelajah yang diluncurkan dari darat. Ini disebut oleh Moskow 9M729 dan NATO sebut sebagai "Screwdriver".

Namun demikian, menurut pakar kebijakan luar negeri Rusia dan kontrol senjata di Universitas Innsbruck Austria, Gerhard Mangott, jika NATO benar bahwa Rusia telah menerapkan sistem ini di bagian Eropa negara itu, di sebelah barat Pegunungan Ural, maka ancaman Ryabkov adalah ancaman kosong.

Namun jika penolakan Rusia itu benar, ujar dia, maka peringatan Moskow adalah sinyal terakhir kepada NATO bahwa mereka harus mengadakan pembicaraan dengan Rusia tentang perjanjian pembekuan-pembekuan. "Jika NATO tetap pada posisi untuk tidak bernegosiasi tentang kesepakatan, maka kita pasti akan melihat Rusia mengerahkan rudal Screwdriver di perbatasan paling baratnya," katanya.

Dalam beberapa hari terakhir, Ryabkov telah muncul sebagai salah satu utusan utama Moskow ketika Presiden Vladimir Putin mendesak jaminan keamanan Barat sambil menghadapi peringatan dari Amerika Serikat dan sekutunya untuk mundur dari kemungkinan invasi ke Ukraina.

Dia turut mengulangi perbandingan yang dia buat antara ketegangan saat ini dan krisis rudal Kuba 1962, yang membawa Amerika Serikat dan Uni Soviet ke ambang perang nuklir. Ryabkov mengatakan, terdapat indikasi tidak langsung bahwa NATO bergerak lebih dekat untuk menyebarkan kembali rudal jarak menengah, termasuk pemulihannya dari Komando Artileri ke-56 yang mengoperasikan rudal Pershing berkemampuan nuklir selama Perang Dingin.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement