IHRAM.CO.ID, Oleh: Dwina Agustin, Rizky Jaramaya, Lintar Satria
JAKARA -- Rusia dan China sepakat meningkatkan upaya bersama untuk lebih efektif menjaga kepentingan keamanan kedua belah pihak. Salah upaya itu adalah menolak intervensi Barat. Kesepakatan itu merupakan hasil pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Cina Xi Jinping secara virtual, Rabu (15/12).
“Saat ini, kekuatan internasional tertentu dengan kedok 'demokrasi' serta 'hak asasi manusia' mencampuri urusan dalam negeri Cina dan Rusia, dan secara brutal menginjak-injak hukum internasional dan norma-norma hubungan internasional yang diakui," kata Xi saat melakukan pertemuan bilateral virtual dengan Putin, Rabu (15/12), dilaporkan Xinhua News Agency.
Terkait hubungan bilateral, Putin memuji relasi Rusia-Cina. “Sebuah model kerja sama baru telah dibentuk antara negara-negara kita, berdasarkan, antara lain pada prinsip-prinsip seperti tak mencampuri urusan dalam negeri dan menghormati kepentingan satu sama lain,” ujar Putin.
Menurut penasihat presiden Rusia untuk urusan luar negeri, Yuri Ushakov, dalam pertemuan virtual itu, Xi menawarkan dukungan kepada Putin atas dorongannya memperoleh jaminan keamanan mengikat bagi Moskow dari Barat. Hal itu terkait dengan ketegangan di Ukraina. Xi, kata Ushakov, mengaku memahami kekhawatiran Rusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, China dan Rusia semakin menyelaraskan kebijakan luar negeri untuk melawan dominasi AS atas tatanan ekonomi dan politik internasional. Keduanya telah menghadapi sanksi dengan China atas pelanggarannya terhadap minoritas, terutama Muslim Uighur di Xinjiang, dan atas tindakan kerasnya terhadap gerakan pro-demokrasi di Hong Kong. Sedangkan Rusia karena mencaplok Semenanjung Krimea Ukraina pada 2014 dan atas peracunan serta pemenjaraan pemimpin oposisi Alexei Navalny.