IHRAM.CO.ID, LONDON -- Tareena Shakil (32) menyesal telah melakukan perjalanan ke Suriah. Hal ini diungkapkannya setelah ia kembali ke negaranya dan mengikuti program deradikalisasi.
Shakil kembali ke Inggris pada 2016 lalu, setelah sempat tinggal di kekhalifahan Daesh selama tiga bulan. Shakil juga telah dibebaskan dari penjara dan telah menyelesaikan program deradikalisasi.
Dia berharap ceritanya akan menjadi peringatan bagi orang lain. Meskipun dia kini mengaku malu atas apa yang dilakukannya di masa lalu. "Hidup dengan konsekuensinya setiap hari," ungkap Shakil dilansir dari Arab News, Jumat (17/12).
Shakil merupakan seorang mantan pekerja kesehatan. Shakil melakukan perjalanan secara rahasia ke Suriah bersama dengan putranya yang berusia 1 tahun pada 2014 silam.
Di Suriah, ia tinggal di sebuah rumah dengan wanita lain yang menunggu pernikahan dengan pejuang Daesh. "Percakapan sering didengarkan dan Anda umumnya diharapkan untuk berperilaku dengan cara tertentu," ceritanya.
Ketika ada dua gadis yang berperilaku tidak seperti yang diharapkan, maka kemudian akan ada orang yang tiba-tiba membawanya pergi.
“Mereka hanya (berperilaku) nakal dan sebuah van datang, laki-laki keluar dari van dan membawa wanita itu pergi dan kami tidak pernah melihat mereka lagi," ujar Shakil.
Setelah kurang dari tiga bulan, Shakil melarikan diri ke Turki dan kembali ke Inggris, di mana dia ditangkap, diadili, dan dipenjara selama enam tahun. Selama persidangannya, Shakil ditemukan telah mendorong tindakan terorisme di posting media sosialnya.
Bila mengingat semua perjalanan panjangnya itu, Shakil mengaku sangat sedih dan menyesal. Ia merasa telah tertipu dan dimanfaatkan.
"Saya merasa sangat malu pada diri sendiri sampai tingkat tertentu bahwa saya membiarkannya terjadi," kata Shakil.