Selasa 21 Dec 2021 17:54 WIB

Kematian Akibat Omicron Jadi 12 di Inggris, 104 Dirawat Intensif

Inggris masih kaji pembatasan sosial sebelum Natal cegah Omicron

Rep: Santi Sopia/ Red: Nashih Nashrullah
Inggris masih kaji pembatasan sosial sebelum Natal cegah Omicron. Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Inggris masih kaji pembatasan sosial sebelum Natal cegah Omicron. Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

IHRAM.CO.ID, LONDON— Sebanyak 12 warga di Inggris telah dilaporkan meninggal akibat infeksi varian omicron dari virus Covid-19. 

Wakil Perdana Menteri Inggris, Dominic Raab, masih mengkaji terkait pembatasan sosial sebelum Natal.

Baca Juga

Selain 12 kematian, Raab mengatakan 104 orang saat ini dirawat di rumah sakit akibat omicron. Para pejabat memperingatkan pekan lalu bahwa rawat inap dapat mencapai level tertinggi baru karena efek dari lonjakan terbaru melalui populasi.

Terkait pemerintah akan memberlakukan pembatasan lebih lanjut sebelum Natal, Raab mengatakan tidak bisa memberikan jaminan yang keras dan cepat. 

“Dalam menilai situasi, kami sangat bergantung pada data nyata yang masuk dan akan membutuhkan sedikit lebih banyak waktu untuk menilai masalah kritis dari keparahan Omicron ini,” kata dia kepada Times Radio, dilansir Senin (20/12).

Keputusan apa pun untuk membatasi bagaimana orang dapat merayakan Natal akan menimbulkan biaya politik yang tinggi bagi Perdana Menteri Boris Johnson.Johnson juga menghadapi pemberontakan besar di parlemen ketika anggota parlemen dari partainya sendiri menentang pengetatan aturan Covid-19.

Untuk meloloskan aturan baru, yang termasuk memerintahkan orang memakai masker di tempat umum, Johnson harus mengandalkan dukungan dari oposisi utama Labour Party (Partai Buruh).

Omicron, pertama kali terdeteksi bulan lalu di Afrika selatan dan Hong Kong. Varian baru tersebut telah menyebar ke hampir seluruh dunia dan sejauh ini telah dilaporkan di setidaknya oleh 89 negara. Penyakit ini diketahui sangat menular, tetapi tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya masih belum jelas.

Sebelumnya, Inggris melaporkan kasus kematian pertama akibat varian Covid-19 omicron. Orang pertama yang meninggal tersebut diketahui merupakan seorang penganut teori konspirasi untuk menolak divaksinasi.

Klaim bahwa orang yang meninggal dan tidak divaksin tersebut turut disampaikan seorang yang mengaku bernama John saat menelepon ke acara radio Nick Ferrari di LBC, dikutip dari The Herald, Jumat (17/12). 

John yang berasal dari Smithfield, merupakan anak tiri dari orang yang meninggal itu. John mengatakan bahwa dia diberitahu oleh saudara perempuannya soal kematian ayah tirinya tersebut. Sang ayah meninggal akibat omicron di sebuah rumah sakit di Northampton. 

“Dia tidak divaksinasi sama sekali. Adikku, dia patah hati, tetapi di sisi lain dia sedikit marah karena dia tidak pernah mengambil vaksin ini. Dia memang bertengkar dengannya pada akhir Oktober tentang hal ini, divaksinasi,” kata John.

Dia mengatakan ayah tirinya meninggal pada hari Senin setelah jatuh sakit pada awal bulan. Sang ayah penganut konspirasi. Namun John mengakui ayah tirinya juga sosok pria cerdas. 

John berpikir jika sang ayah divaksinasi, mungkin saja nyawanya tidak terenggut akibat omicron. John pun sekaligus mengingatkan publik untuk tetap memenuhi anjuran vaksinasi.

“Seandainya dia divaksinasi, dia mungkin masih ada di sini. Dia mungkin sakit, tapi dia akan tetap di sini. Jika Anda divaksinasi dan Anda mendapatkan booster, Anda seharusnya baik-baik saja. Mereka yang belum divaksin perlu dikhawatirkan,” ujarnya.  

Sumber: khaleejtimes, heraldscotland   

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement