Kamis 23 Dec 2021 16:18 WIB

Pariwisata Betlehem yang Terancam Mati

Industri pariwisata di Betlehem tidak lagi berjalan seperti biasanya.

Rep: Puti Almas/ Red: Esthi Maharani
Betlehem, Palestina
Foto:

Efek pandemi diperburuk oleh kebijakan Israel

Pada Oktober dan November, Betlehem mulai melihat beberapa tanda kebangkitan pariwisata di musim haji, menyusul pembukaan kembali perbatasan Israel untuk turis pada 1 November. Saat itu, kelompok turis mulai berdatangan ke kota, tetapi pada 28 November, Israel memutuskan untuk mengembalikan larangan perjalanannya setelah peningkatan kasus Covid-19 dan adanya Omicron di Israel.

“Betlehem masih dalam pergolakan krisis yang dimulai pada Maret 2020 karena pandemi, terutama karena ekonomi kota bergantung pada pariwisata,” jelas Wali Kota Betlehem Anton Salman.

Salman mengatakan dampak pandemi telah diperburuk oleh pendudukan Israel, khususnya kebijakannya terhadap Palestina, kontrolnya atas perbatasan, dan cara mencegah masuknya turis.

“Jika kami berada dalam situasi normal, kami akan melipatgandakan jumlah pengunjung tahunan kami ke Betlehem,” kata Salman.

Secara khusus ini terjadi setelah pendudukan Israel memberlakukan pembatasan baru yang memperburuk dampak pandemi di Betlehem. Sebagai contoh, meski turis diizinkan masuk ke Israel pada November, mereka pada awalnya dicegah untuk mencapai Betlehem dan dipaksa untuk tetap berada di Israel.

Setelah tekanan yang berkepanjangan, para turis akhirnya diizinkan masuk ke kota, tetapi tanpa diizinkan untuk bermalam, yang merupakan pukulan bagi hotel-hotel di sana. Elias al-Arja, kepala Asosiasi Hotel Arab, mengatakan kepada MEE bahwa penutupan perbatasan yang terus-menerus dan pencegahan peziarah dan turis mencapai Betlehem telah membuat 72 hotel Palestina di kota itu hancur dan 4.500 kamar mereka kosong.

Arja menambahkan bahwa Betlehem dulu menampung 8.000 tamu di hotelnya per hari sebelum penyebaran virus, dan merupakan sumber pendapatan bagi sekitar 2.800 pekerja.

Kebanyakan dari mereka kehilangan pekerjaan, dan jumlah pekerja hotel di Betlehem sekarang sekitar 500.

Banyak hotel sekarang terancam ditutup, dengan Arja memperingatkan bahwa mengembalikan bisnis hotel untuk bekerja seperti biasa tidak akan mudah karena kerugian besar yang dialami sejak Maret 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement