Jumat 24 Dec 2021 05:45 WIB

Mata-Mata Anti-Muslim di Amerika Terbongkar, Ini Tugasnya

Tugas mata-mata itu yakni melindungi pemerintah Israel dengan melemahkan Muslim

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Esthi Maharani
Mata-Mata (ilustrasi)
Foto: Telegraph.co.uk
Mata-Mata (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, NEW YORK -- LSM Muslim Council on American-Islamic Relations (CAIR) mengungkapkan ada seseorang yang telah mengaku memata-matai mereka atas nama kelompok anti-Muslim. Motif mata-mata diduga untuk melindungi pemerintah Israel dengan merongrong aktivis Muslim.

Seseorang yang identitasnya belum diungkapkan itu menunjukkan kampanye pro-Israel untuk memata-matai komunitas dan organisasi Muslim di seluruh Amerika Serikat. CAIR mengatakan pendiri Proyek Investigasi tentang Terorisme (IPT), Steven Emerson, membayar mata-mata sebesar 3 ribu dolar AS per bulan dengan total lebih dari 100 ribu dolar AS selama lebih dari empat tahun untuk memata-matai sebuah masjid di AS dan pemimpin Muslim terkemuka.

"Salah satu tujuan Emerson, kami diberitahu, adalah melindungi pemerintah Israel dengan melemahkan Muslim yang terlibat dalam aktivisme politik dan hak asasi manusia," kata CAIR dalam keterangannya dilansir dari Middle East Eye (MEE) pada Kamis (23/12).

Selama konferensi pers pekan lalu, CAIR mengungkapkan serangkaian email antara pejabat Israel dan IPT. Salah satunya, seorang pejabat bertanya kepada IPT apakah mereka memiliki informasi terkait dengan Students for Justice in Palestine yang merupakan kelompok advokasi mahasiswa dengan cabang-cabang di universitas di seluruh negeri.

CAIR mengatakan bahwa individu itu mengakui tindakannya, dan setuju untuk bekerja sama dengan para pemimpin masjid. CAIR menambahkan bahwa pihaknya akan memberikan informasi lebih lanjut, dan secara terbuka mengidentifikasi orang tersebut setelah memperoleh informasi lebih lanjut.

Kedutaan Israel di Washington tidak menanggapi permintaan Middle East Eye untuk memberikan komentar. IPT juga tidak menanggapi permintaan komentar MEE, tetapi sebelumnya membantah pernah memantau komunitas Muslim Amerika.

Kabar itu muncul setelah pengungkapan pekan lalu oleh CAIR dimana direktur eksekutif salah satu cabang negara bagiannya di Ohio, Romin Iqbal, telah bertahun-tahun diam-diam bekerja dengan IPT. Iqbal menyediakan intelijen, termasuk rekaman audio, dan membocorkan informasi rahasia kepada kelompok tersebut.

Pengumuman itu keluar dari penyelidikan pihak ketiga yang dilakukan oleh ahli forensik CAIR. Sementara umat Islam telah menyaksikan banyak cara di mana komunitas mereka menjadi sasaran dan pengawasan oleh pemerintah AS selama dua dekade terakhir, berita itu tetap saja mengejutkan banyak komunitas Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement