Di lain pihak, Iblis menjadikan sebagian dari penguasa tersebut menganggap baik tidak memberikan harta kepada orang yang memang berhak untuk menerimanya, dan ini merupakan bagian dari bentuk tabdzir (mubazir).
Kemudian iblis membuat mereka menganggap baik sikap meremehkan kemaksiatan. Iblis menipu para penguasa itu dengan bisikan: “Kalian menjaga jalan lagi mengamankan negara, maka semua itu akan menolak adzab atas kalian.”
Jawaban talbis ini yaitu dengan menyatakan: “Kalian diangkat menjadi pemimpin umat untuk menjaga negara serta mengamankan jalan umum. Ini adalah kewajiban kalian. Sementara itu meremehkan kemaksiatan jelas terlarang. Maka kewajiban tidak mampu menepis adzab atas kalian, terlebih karena sikap meremehkan kemaksiatan.”
Selanjutnya, Iblis menipu kebanyakan penguasa dengan membisikkan bahwa dia sudah melaksanakan kewajiban. Indikatornya keadaan hidup masyarakat yang terlihat baik. Seandainya yang bersangkutan melihat lebih dalam, niscaya dia mendapati perbedaan realitas yang banyak.
Lalu, Iblis menjadikan penguasa menganggap baik beberapa cara mendapatkan dan mengeluarkan harta dengan cambukan keras, menyita harta penghianat maupun koruptor dan menuntutnya agar bersumpah atas kesalahan. Padahal, yang benar adalah dengan menegakkan berbagai bukti yang bisa memberatkan si pengkhianat itu.