IHRAM.CO.ID, Oleh: Nur Farida
Setiap amal baik ada pahalanya. Seperti disebutkan dalam hadis, satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan, bahkan lebih. Nabi bersabda, "Barang siapa berniat untuk berbuat suatu kebaikan, tetapi tidak melakukannya, maka Allah mencatatnya sebagai satu amal kebaikan. Jika ia berniat baik lalu ia melakukannya, Allah menca tat nya berupa sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan masih dilipat gandakan lagi." (HR alBukhari dan Muslim)
Setidaknya ada beberapa amal yang nilai pahalanya bisa berkembang semakin banyak meskipun orang yang beramal telah meninggal dunia. Pertama, amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh. Jariyah dalam bahasa Arab artinya "mengalir", yakni pahalanya terusmenerus mengalir tanpa henti. Nabi bersabda, "Apabila anak Adam meninggal, putuslah amalnya kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat untuk orang lain, dan anak saleh yang mendoakannya." (HR Muslim)
Sedekah jariyah adalah pemberian kepada orang lain yang terus-menerus dimanfaatkan dan dirasakan secara nyata oleh orang lain. Misalnya, sedekah untuk membangun masjid, sekolah, panti-panti anak yatim, dan seterusnya. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu, baik teoretis maupun praktis, yang wujudnya berguna bagi manusia lain sampai kapan pun. Kemudian, anak saleh yang selalu men doakan orang tuanya. Karena kesalehan sang anak, orang tua tidak henti-hentinya dikirimi doa sehingga di alam kubur terus-menerus mendapat kebaikan dari Allah.
Kedua, menunjukkan orang lain pada kebaikan atau memberikan keteladanan yang baik. Nabi bersabda, "Barang siapa menunjukkan seseorang kepada kebaikan, ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang melakukannya." (HR Muslim). Dalam hadis lain, Nabi mengatakan, "Barang siapa yang melakukan satu sunah (ke biasaan) yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang melakukan kebiasaan tersebut setelahnya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikit pun." (HR Muslim)