Kamis 06 Jan 2022 05:11 WIB

Isu Aljazair dan Muslim dalam Pemilihan Presiden Prancis

Pemilihan Prancis hanya beberapa bulan lagi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Bendera Prancis.
Foto:

Patung Marsekal Prancis, Thomas Robert Bugeaud, telah digambarkan oleh beberapa orang sebagai tukang daging berseragam karena kebijakan bumi hangusnya dalam mencoba memadamkan pemberontakan. Namun Macron dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada patung yang akan diturunkan.

Pada 2020, ketika dunia dicengkeram oleh protes anti-rasisme dengan latar belakang gerakan Black Lives Matter, Prancis masih memperdebatkan apakah harus mengirim kembali tengkorak para pejuang perlawanan Aljazair yang dipenggal yang masih dipegang Prancis dan ditampilkan sebagai piala di National Musium Sejarah Alam.

Setelah bertahun-tahun di bawah tekanan Aljazair, Macron mengalah dan mengirim tengkorak itu kembali setelah lebih dari 190 tahun. Macron telah mengambil beberapa langkah untuk mengakui masa lalu Prancis di Aljazair. Namun, ini sering ditulis dalam bahasa yang membuat orang Aljazair menginginkannya. Presiden Prancis dengan tegas mengesampingkan permintaa maaf secara resmi atas peran Prancis dalam kolonisasi Aljazair.

Selain itu, Macron mempertanyakan apakah bangsa Aljazair ada sebelum pemerintahan kolonial Prancis. Menurut dia, lembaga politik negara itu telah berusaha untuk menulis ulang sejarah atas dasar kebencian terhadap Prancis. Pernyataan dirinya itu memicu kemarahan warga Aljazair. 

Rakyat Aljazair sering melihat upaya Prancis untuk berdamai dengan masa lalu mereka sebagai setengah hati dan tidak tulus. Perpecahan yang dibuka oleh perang kemerdekaan Aljazair terus bergema dalam politik Prancis hingga hari ini.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement