IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Ulama dan pemikir asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengatakan, kecenderungan dan perasaan buta manusia tidak melihat akibat dari perbuatannya. Menurut dia, manusia lebih memilih satu gram kesenangan duniawi daripada satu kuintal kenikmatan ukhrawi.
Menurut Nursiu, perasaan semacam ini telah mendominasi akal pikiran manusia. “Oleh karena itu, jalan satu-satunya untuk menyelamatkan orang fasik dari kefasikannya adalah dengan menyingkap derita yang dirasakan pada kenikmatan itu sendiri seraya membantu untuk bisa mengalahkan perasaannya yang buta itu,” jelas Nursi dalam buku berjudul "Khutbah Syamiyah: Manifesto Kebangkitan Umat Islam" terbitan Risalah Nur Press.
Sebab, lanjut Nursi, pada masa ini meskipun manusia mengetahui berbagai kenikmatan akhirat yang berharga seperti intan permata, namun manusia justru lebih memilih berbagai kenikmatan dunia yang rendah laksana serpihan kaca yang mudah pecah.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh ayat Alqur’an:
ۨ يَسْتَحِبُّوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا عَلَى الْاٰخِرَةِ
“(Yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat, (QS.Ibrahim [14]:3)