Tiga pekan setelah Topan Rai melanda pulau-pulau selatan dan tengah, topan menghancurkan ribuan rumah, membuat 370 ribu orang masih berada di pusat evakuasi, dan menewaskan 402 orang. Pemerintah terus mengirimkan pasokan kepada penduduk terdampar yang kehilangan tempat tinggal akibat badai.
Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan persiapan pemerintah untuk badai dan tanggapan awal memang baik. Namun memperingatkan bahwa lebih banyak dukungan diperlukan.
"Kecuali kita bertindak sekarang dan memberikan bantuan makanan yang sangat dibutuhkan untuk keluarga yang terkena dampak, kita berisiko melihat peningkatan pesat kekurangan gizi yang dapat dicegah," kata Country Director dan Perwakilan WFP Brenda Barton.
Pareja mendesak para donor dan lembaga bantuan untuk melanjutkan pekerjaan mereka. "Kepada semua mitra kami, kami berharap mereka tidak menghentikan aliran bantuan. Situasinya tetap tidak stabil," kata Pareja.
Menurut warga yang selamat Topan Rai sama dengan Topan Super Haiyan, yang menewaskan 7.300 orang atau hilang di seluruh Filipina tengah pada 2013 dan tetap menjadi yang paling mematikan dalam catatan negara itu. Pejabat kesehatan setempat juga memantau infeksi pernapasan setelah setidaknya dua kasus ternyata COVID-19.