Selasa 11 Jan 2022 19:59 WIB

Milenial Dominasi Donatur ZIS Bukti Pentingnya Layanan Pembayaran Digital

Kelompok muda apalagi milenial sangat melek digital.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Seorang warga muslim melakukan tarnsaksi pembayaran zakat fitrah dan zakat mal secara daring dengan menggunakan aplikasi digital banking di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (22/4/2021). Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meminta umat Islam mengoptimalkan kecanggihan teknologi dalam menunaikan zakat di bulan Ramadhan yang bertujuan untuk menghindari kontak fisik di tengah pandemi COVID-19.
Foto: MUHAMMAD IQBAL/ANTARA
Seorang warga muslim melakukan tarnsaksi pembayaran zakat fitrah dan zakat mal secara daring dengan menggunakan aplikasi digital banking di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (22/4/2021). Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meminta umat Islam mengoptimalkan kecanggihan teknologi dalam menunaikan zakat di bulan Ramadhan yang bertujuan untuk menghindari kontak fisik di tengah pandemi COVID-19.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Syariah dari Universitas Indonesia, Yusuf Wibisono menyampaikan, dominasi donatur muda yang mencapai 70 persen pada pengumpulan zakat, infak dan sedekah (ZIS) di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) sepanjang 2021 patut diapresiasi. Menurut dia, ini menunjukkan Baznas mampu memfasilitasi kalangan muda.

"Saya cukup kaget juga. Luar biasa, karena banyak sekali (mencapai 70 persen). Dan ini menggambarkan Baznas memiliki kemampuan memfasilitasi kelompok muda ini sehingga mereka nyaman berdonasi," kata direktur lembaga riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) itu, kepada Republika.co.id, Selasa (11/1).

Baca Juga

Dominasi tersebut, lanjut Yusuf, tidak bisa lepas dari layanan pembayaran digital. Dia mengatakan, cara pembayaran ini berpengaruh karena kelompok muda apalagi milenial sangat melek digital. Sehingga wajar juga ketika akhir-akhir ini banyak lembaga zakat yang menghadirkan cara pembayaran digital.

"Itu menurut saya sangat positif dalam memfasilitasi kalangan milenial. Karena dalam hal teknologi, milenial ini sangat familiar dan melek teknologi," tuturnya.

Yusuf juga mengakui, memiliki basis donatur dari kelompok muda menjadi langkah yang lebih strategis ketimbang basis donatur di segmen usia yang sudah lanjut. Secara umur, tentu kelompok muda memiliki masa berdonasi yang lebih panjang. Dalam jangka panjang, jumlah donasi berpotensi mengalami kenaikan.

"Memang sekarang karirnya (milenial) itu belum mantap, dan donasinya sedikit. Tetapi seiring waktu, menuju kematangan karir, donasi mereka harusnya bertambah dan meningkat. Jadi dalam jangka panjang ini strategis dan punya prospek bagi lembaga zakat selama mampu merawat segmen ini," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement