Rabu 12 Jan 2022 08:49 WIB

Pembalap Wanita Saudi Reema Juffali Bersemangat Kembali ke Dubai

Pembalap wanita pertama Arab Saudi, Reema Juffali telah mencengangkan dunia balap.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
 Pembalap / Ilustrasi
Foto: EPA-EFE/STR
Pembalap / Ilustrasi

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Pembalap wanita pertama Arab Saudi, Reema Juffali, pertama kali memulai karirnya di Dubai. Kini, ia tengah bersiap untuk kembali ke kota landmark ikonik itu.

Kemajuan Juffali dalam karirnya telah mencengangkan dunia balap. Kerja kerasnya di Formula 4 dan Kejuaraan F3 Inggris seolah menjadi titik balik ia mendapatkan pengakuan global. Tahun lalu, Juffali menjadi satu-satunya pembalap wanita di F3 Inggris.

Kini, pembalap berusia 29 tahun itu ingin menguji kemampuannya dalam balap ketahanan atau endurance racing. Hal ini dimulai dengan balapan 24 Hours of Dubai di Dubai Autodrome, yang berjalan 14-15 Januari nanti.

"Ya, kehidupan sebagai pembalap benar-benar berputar. Sangat menyenangkan bisa kembali ke trek di mana saya memulai perjalanan balap saya," kata Juffali dikutip di Khaleej Times, Rabu (12/1/2022).

Kembali ke titik awal ia memulai karir setelah berjuang selama 2,5 tahun dan berkompetisi di ajang 24 Hours of Dubai menurutnya sebagai hal yang lebih dari apa yang ia harapkan. Ia merasa sangat bersemangat untuk kembali ke trek balap.

Dalam agendanya nanti, Juffali akan membalap untuk tim barunya, SPS Automotive Performance. Adapun Endurance Racing, diakui Juffali, akan menuntut keterampilan yang berbeda dari dirinya sebagai pembalap.

“Dalam balap single-seater, Anda mengemudi dengan kecepatan 100 persen dari awal hingga akhir. Tetapi dalam balap ketahanan ini, terkadang Anda mungkin harus mengemudi dengan kecepatan 70 persen, dan Anda mungkin juga harus merawat, semoga tidak, masalah mekanis atau mungkin ban yang aus. Jadi itu membutuhkan strategi yang sama sekali berbeda,” kata dia.

Ia pun menilai nantinya akan banyak belajar dan ada banyak hal baru selama pertandingan tersebut. Meski demikian, ia memastikan akan berusaha dan mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Dua tahun ke depan akan sangat penting bagi perintis asal Saudi ini, yang berharap bisa mengukir namanya di Le Mans yang legendaris.

Agenda di Dubai merupakan salah satu langkah yang ia tempuh untuk mencapai tujuan Le Mans. Endurance racing disebut membutuhkan pola pikir yang berbeda. Satu-satunya cara untuk mendapatkan pengalaman itu adalah dengan terlibat dalam balapan ini.

“Le Mans, tentu saja, adalah puncak dari balap ketahanan. Anda pasti akan melihat saya dalam beberapa tahun ke depan terlibat dalam lebih banyak balapan ini, untuk mencapai impian saya berpartisipasi dalam 24 hours of Le Mans,” lanjutnya.

Terakhir, Juffali mengungkapkan apa artinya menjadi duta besar untuk Grand Prix Formula Satu Arab Saudi tahun lalu. Meski tidak berada di dalam mobil, ia merasa bangga bisa mewakili negaranya sebagai duta besar di Grand Prix Saudi.

“Menjadi Grand Prix pertama dan bisa memainkan peran saya, saya tidak bisa meminta sesuatu yang lebih baik. Dan mudah-mudahan pengalaman berbagi perjalanan saya, terhubung dengan audiens Saudi dan internasional, serta menampilkan Saudi apa adanya, benar-benar istimewa,” ujar dia.

Bagi Juffali, hal itu juga merupakan pengalaman seumur hidup menyaksikan pertarungan gladiator untuk kejuaraan dunia, antara Max Verstappen dan Lewis Hamilton dalam dua balapan terakhir musim F1 di Saudi dan Abu Dhabi.

Apa yang terjadi dalam pertandingan tersebut dinilai mengasyikkan dan penuh ketegangan. Menyaksikannya membuat ia sulit untuk percaya dengan apa yang terjadi di depan matanya.

“Saya pikir, kegiatan ini juga menunjukkan apa yang ditawarkan kawasan ini dalam hal trek, fasilitas. Saya pikir Grand Prix Saudi memiliki penonton terbesar tahun ini. Hal ini akan tumbuh dari situ," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement