IHRAM.CO.ID, NEW YORK -- Perwakilan Uni Emirat Arab (UEA) di PBB di New York meminta Dewan Keamanan untuk bersidang dalam menanggapi serangan teroris mematikan di Abu Dhabi. Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Presiden dewan bulan ini, perwakilan UEA mengecam militan Houthi di Yaman karena menargetkan warga sipil.
UEA menyebut serangan itu sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional. Sehingga dewan diminta tegas mengutuk serangan tersebut.
“UEA menyampaikan belasungkawa kepada keluarga almarhum dan berharap mereka yang terluka cepat sembuh,” kata Perwakilan UEA, Lana Nusseibeh dalam surat itu dilansir dari Arab News, Selasa (18/1/2022).
"Eskalasi ilegal dan mengkhawatirkan ini merupakan langkah lebih lanjut dalam upaya Houthi untuk menyebarkan terorisme dan kekacauan di wilayah kami. Ini adalah upaya lain oleh Houthi, menggunakan kemampuan yang mereka peroleh secara tidak sah yang bertentangan dengan sanksi PBB, untuk mengancam perdamaian dan keamanan,"tambahnya.
Tiga orang tewas dan enam terluka dalam serangan pesawat tak berawak di fasilitas minyak utama di ibu kota Emirat, dan kebakaran terpisah terjadi di bandara internasional Abu Dhabi, kata polisi. Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang segera menuai kecaman di seluruh dunia.
Pada Jumat lalu Dewan Keamanan dengan suara bulat mengutuk tindakan bermusuhan Houthi lainnya, yakni penyitaan kapal berbendera UEA Rwabee di Laut Merah di lepas pantai Yaman dan penahanan awaknya.
Dalam sebuah pernyataan yang disusun oleh Inggris, anggota dewan menuntut pembebasan segera kapal dan orang-orang di dalamnya, dan mendesak Houthi untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan awak.
Mereka juga meminta semua pihak untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat dan menyoroti pentingnya menjaga kebebasan navigasi di Teluk Aden dan Laut Merah, sesuai dengan hukum internasional. Pembajakan Rwabee menandai serangan Houthi terbaru di Laut Merah, rute penting untuk perdagangan internasional dan pengiriman energi.