IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) menyerukan agar pejabat Pentagon mengundurkan diri setelah serangan pesawat tak berawak (drone) Amerika Serikat (AS) menghantam Kota Kabul, Afghanistan.
Kelompok advokasi Muslim-Amerika ini mengatakan pada Kamis (20/1/2022) bahwa setiap pejabat Pentagon atau Departemen Pertahanan AS yang terlibat langsung dalam serangan udara yang gagal di Afghanistan tahun lalu harus mengundurkan diri, termasuk Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Setiap pejabat militer yang memiliki peran langsung dalam menyetujui serangan drone yang menewaskan 10 warga sipil pada Agustus 2021 itu harus mengundurkan diri. Tuntutan itu datang sehari setelah Pentagon merilis video serangan itu.
Wakil Direktur Nasional CAIR Edward Ahmed Mitchell mengatakan video itu menunjukkan Pentagon melancarkan serangan yang sembrono yang dipastikan akan membunuh orang-orang yang tidak bersalah di lingkungan yang padat. Ia mengatakan, serangan itu bukan hanya sebuah kesalahan jalur atau kejadian langka.
Namun menurutnya, serangan itu adalah yang terbaru dari rangkaian panjang serangan pesawat tak berawak yang telah menyasar orang-orang tak bersalah di rumah-rumah, pernikahan dan pemakaman di Afghanistan, Pakistan, Yaman, dan di tempat lainnya.
"Setiap pemimpin Pentagon yang memainkan peran langsung dalam menyetujui pembantaian mengerikan terhadap orang-orang tak berdosa ini, termasuk tujuh anak, harus bertanggung jawab dengan mengundurkan diri. Jika Menteri Austin terlibat langsung dalam menyetujui serangan itu, dia harus mengundurkan diri," tambah Mitchell, dilansir di Anadolu Agency, Jumat (21/01/2022).
Departemen Pertahanan AS telah mengesampingkan hukuman apapun kepada tentara AS yang terlibat dalam serangan pesawat tak berawak. Hal itu lantas menuai kecaman global.
Serangan pesawat tak berawak 29 Agustus 2021 lalu adalah salah satu serangan terakhir ketika militer AS masih berada di negara yang dilanda perang sebelum ditarik bersama dengan semua pasukan asing pada bulan yang sama.