Ketika menjalani karantina di asrama haji, jamaah atau penyelenggara umroh disebut mengurus sendiri untuk akomodasi dan katering. Sementara, jika karantina dilakukan di hotel semua hal itu sudah diatur.
"Kalau di hotel, jamaah datang, masuk dan makan. Tapi kalau di asrama, mereka mau minum saja harus ke luar. Jangan sampai hal ini menimbulkan klaster baru yang sangat meresahkan," lanjutnya.
Dalam pertemuan tersebut, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief menyebut pihaknya sudah merumuskan perihal harga karantina di asrama haji. Secara umum, harga yang diberikan akan lebih murah daripada karantina di hotel.
"Mengenai harga, kita sudah merumuskan. Secara prinsip kita akan menawarkan harga yang affordable, atau bahasanya lebih murah dari yang lain, karena tinggal di asrama," ucap Hilman Latief.
Jika mengaju pada daftar yang mereka ajukan, biaya yang ditawarkan berkisar dari Rp 2juta hingga Rp 3,5juta selama tujuh hari, termasuk makan jamaah tiga kali sehari. Perbedaan harga tersebut bergantung pada fasilitas atau jenis kamar yang ada.
Pada awal OGP, ia mengaku ada beberapa tawaran harga, termasuk untuk tes PCR. Namun, setelah diketahui harga PCR turun dan terjadi penyesuaian aspek lainnya, harga per-hari karantina di asrama haji berkisar Rp 400.000.