IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan pemerintah menggunakan strategi penanganan berbeda dalam menghadapi gelombang Omicron yang diperkirakan berlangsung pada Februari 2022.
- PDIB Sinyalir Kasus Omicron Meningkat Akibat Transmisi Lokal
- Satgas: Omicron Sumbang 4,25 Persen Kasus Covid-19 di Indonesia
- Antisipasi Omicron, Yogyakarta Kirim Sampel dengan CT Value di Bawah 25
- Menkes: Satu dari Tiga Pasien Omicron yang Meninggal Belum Divaksinasi
- RSUD dr Slamet Garut Bersiap Hadapi Lonjakan Kasus
"Strategi pemerintah hadapi Omicron sedikit berbeda dengan Delta. Omicron keparahannya rendah, orang tanpa gejala dan gejala ringan, demam dan batuk. Sebenarnya bisa sembuh tanpa dibawa ke rumah sakit," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers yang diikuti dari aplikasi Zoom di Jakarta, Kamis sore.
Budi mengatakan Omicron memiliki ciri penyebaran penularan yang cepat serta menyebar secara luas. "Dalam waktu singkat akan ada jumlah kenaikan yang tinggi," katanya
.Ciri kedua Omicron, kata Budi, tingkat keparahan dan keterisian tempat tidur rumah sakit relatif rendah. Sebab lebih banyak pasien yang terjangkit Omicron dirawat di rumah.Sementara proses penyembuhan dibantu tim medis melalui layanan kesehatan secara digital.