IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ulama asal Kanada Syekh Ahmad Kutty menjelaskan jika ada yang berpikir bahwa mengatakan, Taqabbalallah (semoga Allah menerima sholat anda) setelah sholat berjamaah adalah bagian dari sholat, percaya bahwa sholat tidak lengkap tanpanya, maka itu sama saja dengan melembagakan bidah.
"Kami akan mengatakan tidak ada yang salah dengan berjabat tangan dan saling menyapa setelah sholat. Hukum ini berlaku jika kita melakukannya dengan maksud agar doa saudaranya diterima,"ujar dia.
Ini karena fakta bahwa agama adalah apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Karena tidak ada ritual seperti itu yang telah ditentukan oleh mereka. Sebaliknya, jika apa yang dikatakan tidak demikian, maka tidak dapat menganggapnya sebagai bidah.
Jika seseorang memberi tahu "semoga Allah menerima doa kami", bagaimana itu bisa menjadi bid`ah ? Jika kita menerapkan logika ini, maka mengucapkan kata-kata yang baik, atau bersikap ramah terhadap satu sama lain menjadi bidah, dengan dalih bahwa Nabi (SAW) dan para sahabatnya tidak pernah melakukan atau mengatakan demikian secara tepat pada waktu dan tempat yang tepat. Namun bukan itu maksud dan tujuan larangan terhadap bidah.
Oleh karena itu, jika mengatakan, Taqaballallah adalah tindakan yang tidak bersalah, membalasnya, bagaimanapun, memang merupakan tindakan yang baik.
"Kita harus membalas kebaikan dengan apa yang lebih baik atau setidaknya dengan yang serupa,"ujar dia.